Ketika mendengar kabar terjadinya bencana alam, banyak orang yang langsung berupaya untuk memberikan bantuan kepada para korban. Bahkan tidak sedikit pula yang langsung turun ke lapangan untuk mengulurkan tangan mereka. Selain itu, aneka ragam bentuk bencana alam seperti tsunami, banjir, kebakaran, tanah longsor, angin ribut, gempa bumi, dan lain-lain. Semua membutuhkan bantuan dan perhatian dari berbagai pihak. Memiliki alasan mendasar untuk membantu sesama bagi para korban terdampak bencana.
Platform Ayo Bantu Peduli Indonesia berdiri di Semarang, Jawa Tengah, pada awal 2020 terpanggil dari rasa kepedulian pendirinya terhadap kondisi sosial masyarakat Indonesia. Ayobantu sudah memiliki perizinan Pengumpulan Uang dan Barang dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.
“Ayobantu mengajak para donatur atau relawan, baik itu perorangan, komunitas, perusahaan, atau siapapun untuk berdonasi lewat website Ayobantu.com. Kami adalah yayasan sekaligus startup yang selalu sedia dalam memperpanjang tangan untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan,” kata Agnes Yuliavitriani, Founder & CEO Ayobantu kepada youngster.id baru-baru ini.
Dalam perjalanannya membantu sesama, Ayobantu sudah menyalurkan bantuan ke beberapa korban bencana alam di seluruh Indonesia. Selain itu, ada juga program sosial berbagi makanan, kepedulian terhadap anak, bakti sosial, dan lain-lain.
“Jadi berdirinya platform Ayobantu berdiri pada tahun 2020, sebagai latar belakang, Ayobantu terbentuk karena komunitas olahraga yang memiliki keinginan untuk menggalang dana. Namun, para anggota komunitas ini agak kesulitan dalam memisahkan dana pribadi dan untuk di donasikan serta laporan transparansinya. Berlandaskan hal itu, tercetuslah ide untuk membuat platform donasi yang memudahkan dan praktis dalam menggalang dana namun tetap transparan sehingga para donatur dapat melihat sendiri kemana dana yang dikumpulkan mengalir,” cerita Agnes Yuliavitriani.
“Sehingga kalau ada masyrakat yang kepingin lebih jauh mengenal platform berbasis sosial ini, Ayobantu adalah sebuah platform penggalangan dana dan donasi berbasis online yang didirikan pada tahun 2020 lalu. Sejak awal, Ayobantu didirikan dengan tujuan menjadi jembatan untuk penggalangan dana sosial untuk inisiatif dan program sosial masyarakat, komunitas, dan korporat,” ujarnya menambahkan.
Dijelaskan Sang Pendiri usaha rintisan berbasis sosial ini, untuk mendirikan Ayobantu, ia tak memerlukan waktu riset yang panjang. Semuanya berjalan mengalir, begitu juga penelitian untuk mengenai donasi di Indonesia justru dipahami seiring berjalannya waktu.
“Mendirikan usaha ini kami tidak memerlukan riset yang panjang. Jadi kami tidak membutuhkan waktu yang lama bagi kami untuk menyiapkan platform donasi ini. Penelitian untuk mengenai donasi di Indonesia justru kami pahami seiring berjalannya waktu. Banyak masyarakat yang ingin melakukan donasi online karena dapat membantu masyarakat yang membutuhkan dan tidak dibatasi oleh jarak,” jelas perempuan kelahiran 30 July 1987.
Terlebih, masuk di masa Pandemi Covid-19 saat ini yang melanda Indonesia. Menurut Agnes Yulivitriani pandemi ini justru menjadi sebuah blessing in disguise, di mana keadaan yang terjadi menyadarkan semakin banyak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam membantu sesama dan
menebarkan kebaikan bagi masyarakat sekitar.
Sejujurnya, cerita kami justru dimulai di awal tahun 2020 lalu, di saat pandemi mulai melanda Indonesia. Tim awal Ayobantu saat itu hanya terdiri dari 3 orang, yang terus berkembang hingga kini mencapai 11 orang. Pandemi ini pun menjadi sebuah blessing in disguise, di mana keadaan yang terjadi menyadarkan semakin banyak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam membantu sesama dan menebarkan kebaikan bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.
Optimis
Dengan demikian, melihat dukungan yang didapat dari berbagai pihak. Agnes meyakiini, kalau dirinya tetap merasa optimis melihat perkembangan dan perjalanan usaha kedepannya.
“Kami juga merasa optimis dengan perkembangan yayasan kami ke depannya, melihat karakter masyarakat Indonesia yang disebut paling dermawan dibandingkan masyarakat dari negara lainnya. Mengutip laporan World Giving Index (WGI) yang dibuat oleh Charities Aid Foundation, Indonesia
menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia. Hasil penelitian tersebut menyebutkan tingkat kerelawanan di Indonesia tiga kali lipat lebih besar dari rata-rata tingkat kerelawanan dunia,” ucap Agens.
Lebih dari itu, ia mengungkapkan berdirinya usaha rintisan berbasis sosial ini, tak lain ingin memberikan akses kemudahan bagi semua lapisan masyrakat dapat dengan mudah ketika ingin melakukan donasi kepada yang membutuhkan.
“Kami ingin memberi akses kemudahan dalam berdonasi yang aman dan praktis dan merajut jutaan tangan untuk menebar kebaikan,” tuturnya lagi.
Sementara, model bisnis yang selama diterapkan Ayobantu salah satunya sebagai platform penggalangan dana dan donasi berbasis online dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya memberikan dukungan kepada fundraiser, berupa: verifikasi campaign dimana nantinya tim Ayobantu akan
memastikan campaign dapat berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada.
“Ayobantu adalah platform penggalangan dana dan donasi berbasis online dengan beberapa karakteristik diantaranya adalah: 1. Memberikan dukungan kepada fundraiser, berupa: Verifikasi campaign – tim Ayobantu akan memastikan campaign dapat berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
ada. Lali dengan cara Optimasi campaign yaitu publikasi di berbagai channel komunikasi. Selain itu juga dengan cara Variasi campaign – mulai dari event activation, social media activation, key opinion leader (KOL) dan community engagement, Laporan penerimaan dan penyaluran dana secara real time dan transparan yang dapat diakses langsung di website resmi www.ayobantu.com. Selanjutnya, Ayobantu mengajak komunitas dan company/corporate untuk menyalurkan donasi via ayobantu. Kemudian Ayobantu memfasilitasi kegiatan fundraising (event activation berbasis charity),” ungkapnya.
“Sementara kemudahan bagi para donatur, seperti: Kemudahan berdonasi dengan mengakses website resmi www.ayobantu.com. Pilihan nominal donasi mulai dari Rp10.000. Beragam pilihan metode pembayaran yang tersedia, yaitu transfer antar bank, virtual account, dompet digital, hingga mata uang kripto (cryptocurrency),” sambungnya.
Menariknya, dari platform Ayobantu lembaga crowdfunding lainnya, di platform Ayobantu.com juga bisa dibayarkan dengan aset kripto, seperti Bitcoin dan lain-lain.Cara berdonasi semacam ini, tujuannya adalah untuk lebih dekat dengan para komunitas trader dan miners aset kripto.
“Melihat banyaknya komunitas aset kripto di Indonesia, dan aset kripto menjadi primadona saat ini. Selain berinvestasi, aset kripto juga bisa digunakan untuk kegiatan amal,” kata Agnes.
Lebih lanjut, ia menambahkan selain bisa menggunakan Bitcoin dan aset kripto lain, ada beberapa perbedaan Ayobantu dengan platform penggalangan dana lainnya.
“Disini kami membuat campaign dan menyalurkan donasi dengan teliti dan meminta berbagai berkas validasi dari penggalang dana atau yayasan. Kami juga bersedia berkolaborasi membuat event yang melibatkan yayasan juga komunitas agar target donasi dan pesan dari penggalang dana tercapai dengan baik,” paparnya
Menariknya lagi, yang menjadi pembeda dan menjadi keungunggulan lain bagi platform ayobantu dari lembaga crowdfunding lainnya salah satunya melalui dalam variasi campaign yang disediakan di usaha rintisan ini.
“Sebagai pendatang baru, kami menyadari bahwa kami perlu menunjukkan keunggulan yang kami miliki, salah satunya kami tunjukkan dalam variasi campaign yang kami sediakan. Kami mengajak komunitas, korporasi untuk berdonasi untuk merajut jutaan tangan melalui amplifikasi melalui campaign activation, KOL engagement, dan lelang untuk amal. Menurut kami, hal ini merupakan sebuah keunikan yang dapat membantu para penggalang dana untuk mencapai hasil maksimal di platform kami,” jelas Agnes.
“Sedangkan fitur atau program yang menjadi unggulan Ayobantu selama ini. Di platform donasi Ayobantu, para donatur dapat berdonasi dengan mata uang crypto, event activation menarik yang kami kemas untuk merajut jutaan tangan, dan fitur lelang online di website Ayobantu yang memberikan pengalaman lain bagi para donatur,” tambahnya.
Donasi
Lebih dari itu, ia menekankan sebagai usaha rintisan berbasis sosial, Ayobantu didirikan untuk bersama-sama merajut kebaikan. Agnes menyebut setiap kegiatan yang selama ini dilakukan sampaikan bahwa bersama timnya, ia tidak me-monetize kegiatan ini untuk mendapatkan keuntungan.
“Sebagai yayasan yang didirikan untuk bersama-sama merajut kebaikan, dapat kami sampaikan bahwa kami tidak me-monetize kegiatan ini untuk mendapatkan keuntungan. Platform fee yang kami kenakan adalah alokasi dana yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan keberlangsungan platform dalam menjalankan setiap campaign yang ada,” tegasnya.
“Sejak awal, Ayobantu didirikan sebagai platform penggalangan dana dan donasi untuk memberikan kebaikan bagi penerima manfaat. Bagi kami, fokus kami adalah untuk menyebarkan manfaat bagi sebanyak-banyaknya penerima manfaat, bukan terfokus pada omset semata. Mohon maaf, namun kami tidak bisa memberikan informasi mengenai modal awal saat kami mendirikan Ayobantu,” ujarnya menambahkan.
Namun demikian, kurang dari 2 tahun perjalanan usaha berlangsung. Agens bersyukur, kini platform Ayobantu sudah memiliki lebih dari 8.955 pengguna atau yang biasa disebut sebagai Teman Peduli yaitu para donatur yang telah menyumbangkan dananya untuk membantu sesama.
“Kami bersyukur, belum lama usaha ini berdiri hingga Oktober tahun ini, kami berhasil merangkul lebih dari 8.955 Teman Peduli (sebutan kami untuk masyarakat yang menjadi donatur/fundraiser di platform kami),” kata Agnes sambil tersenyum.
Disisi lain, ia menuturkan ada sedikit banyak yang bisa dirasakan masyarakat khususnya kalangan milenial dengan hadirnya usaha ini. Agnes menyebut generasi milenial yang tidak terpisahkan dengan dunia digital, tentunya akan semakin terbantu untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam berdonasi maupun memulai campaign penggalangan dananya secara mandiri.
“Ayobantu adalah platform penggalangan dana berbasis online. Setiap orang bisa melakukan donasi hanya kurang dari 2 menit dengan mengakses website resmi kami di www.ayobantu.com. Generasi milenial yang tidak terpisahkan dengan dunia digital, tentunya akan semakin terbantu untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam berdonasi maupun memulai campaign penggalangan dananya secara mandiri,” imbuhnya.
Tak cukup puas sampai disitu, upaya dalam memperkenalkan Ayobantu ke khalayak lebih luas rutin dilakukan. Menurut Agnes, pendekatan sosial yang dilakukannya semata-semata menjadi tantangan sendiri dan menjadi kendala yang selama ini ditemui, agar bertujuan solusi yang dilakukan ini lebih dapat mendekatkan platform usaha rintisan berbasis sosial ini dapat dikenal lebih luas oleh seluruh lapisan masyarakat di antero negeri.
“Sebagai yayasan yang masih tergolong baru, tentunya kami masih harus memperkenalkan Ayobantu secara luas. Sejauh ini, kami mencoba untuk membangun komunikasi secara aktif dengan TemanPeduli, MitraPeduli, dan BrandPeduli serta pihak-pihak lain untuk terus memperkenalkan layanan kami. Harapannya, Ayobantu dapat semakin dikenal dan menjadi platform terpercaya dan pilihan masyarakat,” terangnya.
Oleh karena itu, persiapan sejumlah pengembangan usaha juga rutin dilakukan. Agnes mengungkapkan dimana cara ini dilakukan agar Ayobantu terus mencari cara-cara kreatif dalam menarik minat masyarakat dalam berbuat kebaikan.
“Tentu saja, Ayobantu terus mencari cara-cara kreatif dalam menarik minat masyarakat dalam berbuat kebaikan. Beberapa inovasi yang pernah kami hadirkan, di antaranya menjadi platform pertama dan satu-satunya yang menerima donasi dalam bentuk asset kripto. Pada awal Oktober lalu, kami juga sempat melakukan lelang untuk amal di platform kami, bekerja sama dengan sebuah perusahaan penyedia perlengkapan olahraga. Ke depannya, banyak hal-hal lain yang akan terus kami eksplor dan kembangkan untuk menggaet minat masyarakat agar tertarik untuk berdonasi,” ucapnya.
“Sedangkan upaya pendekatan lainnya, ada beberapa hal yang kami lakukan. Diantaranta, kami melakukan campaign dengan pendekatan yang unik dan berbeda. Salah satunya seperti campaign yang kami mulai di bulan Oktober ini, yaitu “Turun Berat, Bagi Manfaat”. Bekerja sama dengan sebuah perusahaan penyedia jasa pelatihan olahraga, Gantarvelocity, dan platform marketplace aset kripto, Indodax, Program ini mengajak masyarakat untuk mengikuti fitness training selama 3 bulan bersama professional coach bersertifikasi. Setiap peserta akan dipantau langsung dan berada dalam
pengawasan penuh, di mana setiap berat badan yang berkurang akan dikonversi ke sejumlah bentuk paket makanan. Nantinya, paket makanan ini akan dibagikan kepada masyarakat yang kesulitan mencari makan lantaran terhimpit keadaan ekonomi. Selain itu kami juga menyediakan aset kripto sebagai salah satu metode pembayaran donasi. Aset kripto telah banyak menarik minat investor dari banyak kalangan, termasuk kalangan milenial. Hingga per Juli 2021 lalu, Kemendag menyebutkan bahwa jumlah pelanggan kripto sudah mencapai 7,4 juta orang. Angka ini tumbuh dua kali lipat dalam setahun dengan nilai transaksi yang juga meningkat secara signifikan hingga Rp478,5,” paparnya menambahkan.
Agnes mengatakan selain merasa senang karena usia yang belum lama hadir, usaha rintisan berbasis sosial ini sudah banyak dikenal masyarakat luas. Ia mengaku selama perjalanan usaha berlangsung, jatuh bangun dalam mendirikan usaha ini sedikit banyak pernah dirasakannya langsung seperti saat munculnya kendala teknis di awal-awal peluncuran platform ini. Namun hal-hal terus justru menjadi pelajaran dan pengalaman berharga untuk dapat meningkatkan layanan kami ke depannya
“Tentu banyak jatuh bangun dalam memimpin sebuah yayasan, termasuk di Ayobantu. Seperti saat munculnya kendala teknis di awal-awal peluncuran platform kami. Namun hal-hal terus justru menjadi pelajaran dan pengalaman berharga untuk dapat meningkatkan layanan kami ke depannya,” bebernya.
Pun halnya dalam menghadapi persaingan usaha. Agnes mengatakan adanya persaingan usaha merupakan indikator yang bagi kelangsungan usahanya.Semakin banyak platform lain yang muncul, artinya semakin banyak penerima manfaat yang akan mendapatkan bantuan dan kebaikan dari masyarakat lain.
“Sebagai sebuah platform yang bergerak di bidang donasi, persaingan usaha adalah sebuah indikator yang baik. Semakin banyak platform lain yang muncul, artinya semakin banyak penerima manfaat yang akan mendapatkan bantuan dan kebaikan dari masyarakat lain. Namun kami juga sadar akan kebutuhan untuk menjadi platform donasi unggulan pilihan masyarakat, melalui kualitas layanan inovasi produk yang kami hadirkan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan sebagai bentuk bantuan selama ini diberikan oleh Ayobantu kepada masyarakat yang membutuhkan sebagian besar bentuk bantuan yang di berikan merupakan dalam bentuk dana atau paket sembako dan makanan.
“Namun kami sesuaikan dengan kebutuhan penerima manfaat, sebagai contoh lainnya: Seperti di tahun 2020 lalu, kami menyalurkan bantuan berupa set tanaman hidroponik kepada para pekerja event organizer (EO) yang terdampak pandemi. Bentuk donasi ini telah disesuaikan dengan permintaan langsung dari para penerima manfaat, yang merencanakan alternatif sumber pemasukan melalui usaha berkebun. Ada pula kisah lainnya, saat kami berbagi satu set perangkat vlogging yang terdiri dari perangkat laptop kepada komunitas Ikatan Musisi Jalanan. Pemberian seperangkat alat elektronik ini dimaksudkan agar rekan-rekan IMJ dapat melakukan konser secara daring di tengah pandemi yang terjadi,” jelas dia.
Sebelum mengakhiri perbincangannya dengan youngster.id. Agnes berharap hadirnya Ayobantu lebih jauh dapat terus terus menggandeng dan bertambahnya teman peduli dan mitra peduli di Ayobantu, dengan begitu semakin banyak penerima manfaat yang dirangkul.
“Kami berharap dapat terus menggandeng dan bertambahnya teman peduli dan mitra peduli di Ayobantu, dengan begitu semakin banyak penerima manfaat yang kami rangkul,” tutuo Agnes Yuliavitriani, Pendiri & CEO Ayobantu
Biodata
Nama : Agnes Yuliavitriani
TTL: 30 July 1987
Pendidikan : Sarjana Psikologi
Pekerjaan : CEO Ayobantu
Jabatan : Founder & CEO Ayobantu, Universitas Katolik Soegija Pranata
Jumlah Tim : 11 orang
Nama Brand : Ayobantu.com
Mulai Usaha : Tahun 2020
Jenis Usaha : Usaha Rinitsan Berbasis Sosial
Comment