ReSkills EdTech (ReSkills), sebagai startup global dari Malaysia dan juga
platform edukasi yang menghubungkan calon pelajar dengan master coach melalui kelas daring interaktif dan realtime, akan menggelar Charity Learning Festival 2.0 (CLF 2.0) dari 12 Desember 2021 sampai 12 Februari 2022 secara virtual di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam dan juga India.
Kabarnya, CLF 2.0 ini merupakan program kedua yang diadakan oleh ReSkills sejak pertama kali diadakan pada tahun 2020.
Selain itu, CLF 2.0 tahun ini mengajak masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk mengembangkan diri sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar yang membutuhkan dan berbagi kesadaran pentingnya
membantu sesama dengan para pengajar dan organisasi amal non pemerintah (NGO). Melalui CLF 2.0, para pengajar akan berbagi ilmunya di bidang masing-masing, masyarakat akan belajar dari mereka, dan NGO yang terlibat dalam festival ini akan menjadi penerima manfaat dari dana yang terkumpul melalui rangkaian acara festival nanti.
Dana tersebut diharapkan bisa membantu masyarakat yang kurang mampu untuk meningkatkan keterampilan dirinya serta taraf hidupnya.
Jin Tan, Chief Executive Officer ReSkills mengatakan ada banyak industri yang
terdampak karena pandemi Covid-19 seperti bidang instalasi dan pemeliharaan, konstruksi, hiburan,
kesenian, manufaktur, perkantoran, hingga pariwisata.
“Namun, kami percaya bahwa pendidikan layak untuk seluruh lapisan masyarakat, bisa membantu membangkitkan perekonomian mereka masing-masing yang nantinya juga berdampak pada ekonomi nasional,” ujar Jin Tan dalam acara Meet Ip dengan media yang disiarkan secara virtual Senin (6/12/2021).
Sementara itu, Country Manager ReSkills Indonesia, Ari Yuda Laksmana menjelaskan pemerintah melalui
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berencana menjalankan konsep triple skilling terdiri dari skilling,
up-skilling dan re-skilling guna mengatasi ketimpangan keterampilan angkatan kerja Indonesia sehingga
bisa masuk pasar kerja atau berwirausaha, tepatnya melalui proses link and match pasar kerja melalui
pelatihan vokasi yang dilakukan.
“Disanalah kami hadir membantu pemerintah mencapai cita-cita jangka
panjang tersebut,” imbuh Ari Yudha.
Untuk diketahui, pendidikan vokasi memainkan peran sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) sesuai kualifikasi industri. Para pelaku industri, termasuk ReSkills, diharapkan ikut terlibat langsung dalam pengembangan kompetensi para calon tenaga kerja terampil melalui program-program yang inovatif.
“Di era digital, generasi muda tidak asing dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital serta adanya akses informasi tanpa batas, apalagi dengan hadirnya 5G. Itu merupakan peluang besar bagi kita. Hanya saja, menurut Kemendikbudristek, tantangannya yakni ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar dan daerah-daerah tertentu,” pungkas Ari Yudha.