Indonesia patut bangga karena memiliki banyak potensi yang selalu menghidupkan. Selain kekayaan alam dan budaya, sumber daya manusia juga menjadi salah satu kekuatan bangsa, terutama generasi muda yang cenderung memiliki semangat tinggi dan ide-ide inovatif yang dapat memberdayakan dan menjadi agen perubahan nyata bagi lingkungan maupun masyarakat.
Topik inilah yang diangkat dalam diskusi yang diadakan oleh AMCAM Indonesia dengan tajuk “Young Changemakers Showcase Panel-an Education & Corporate Citizenship Forum”.
Menghadirkan Claire Angela Santoso, Siswa BINUS School Simprug sebagai narasumber yang telah sukses membangun EcoGreen Hydroponics dan berkontribusi kepada masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Claire bercerita akan inspirasi dan perjalanannya dalam membangun EcoGreen Hydroponics yang awalnya adalah project sebagai bagian dari program Community Service di sekolahnya.
Usut punya usut, Claire ingin mengangkat urban farming yang berpotensi meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Indonesia. Claire juga melihat bahwa hidroponik adalah metode yang inovatif dalam meningkatkan potensi mendukung pelestarian lingkungan dengan menghemat penggunaan air, dapat dimanfaatkan secara maksimal pada ruang yang terbatas, dan dapat menggunakan bahan daur ulang yang sederhana sebagai medium tanamnya.
Program dan kegiatan yang dilakukan adalah Awareness, Charity Distribution, dan Business Partner. Program awareness dengan memberikan informasi akan manfaat bertanam sayur dan bagaimana cara bertanam dengan metode hidroponik sederhana namun dapat memenuhi kebutuhan sayuran segar.
“Saya ingin membangun dan melibatkan lebih besar lagi masyarakat untuk dapat turut berkontribusi melalui project ini, salah satunya mengajak adik-adik kelas ataupun klub di sekolah”, ungkap Claire dalam keterangan tertulisnya Senin (3/1/2022).
Sementara itu, Charity distribution dilakukan dengan memberikan perangkat sistem hidroponik dan benih-benih sayur. Selama proses tanam berlangsung, EcoGreen memberikan sayuran segar untuk dikonsumsi oleh anak-anak agar memacu mereka untuk menanam sayur sendiri.
Kegiatan charity kali ini, telah disalurkan ke beberapa panti asuhan, masyarakat sekitar, dan perkampungan pemulung di Jakarta.
Selain itu, dilakukan juga program kemitraan dengan merangkul pedagang sayur keliling dan toko sayur dan buah. Sayuran hidroponik dijual kepada pedagang sayur keliling dengan harga terjangkau.
“Selain itu, untuk kemitraan dengan toko buah atau sayuran, menggunakan sistem bagi hasil yang keuntungan dari penjualan sayur tersebut akan dipergunakan kembali untuk kegiatan awareness dan charity,” pungkas Claire Angela Santoso.
Comment