Sebagai upaya, mendorong pelaku UMKM Tanah Air naik kelas dan bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Indonesia, Tokopedia membagikan dua kisah UMKM ramah lingkungan, Bukan Plastik dan Batik Mahkota Laweyan.
Ekhel Chandra Wijaya, External Communications Senior Lead Tokopedia mengungkapkan Tokopedia #SelaluAdaSelaluBisa mengajak dan mendukung masyarakat Indonesia dalam berperan aktif menjaga lingkungan, salah satunya dengan memberikan panggung bagi para pegiat usaha lokal yang mengusung produk atau inisiatif ramah lingkungan.
“Oleh sebab itu, di moment Hari Lingkungan Hidup di tahun 2022 ini mengajak dan mendukung masyarakat Indonesia dalam berperan aktif menjaga lingkungan, salah satunya dengan memberikan panggung bagi para pegiat usaha lokal yang mengusung produk atau inisiatif ramah lingkungan,” ujar Ekhel Chandra Wijaya dalam keterangan resminya Selasa (11/1/2022)
Bukan Plastik merupakan salah satu contoh UMKM asal Semarang di Tokopedia yang menawarkan alternatif dari plastik sekali pakai. Produk Bukan Plastik menggunakan material organik yang ramah lingkungan khususnya untuk kantong belanja dan sedotan.
Berawal dari kegemaran membaca sejak kecil dan kesadaran akan pentingnya melestarikan bumi, Aisa Putri Wibowo mendirikan usaha Bukan Plastik pada April 2020 guna mengajak masyarakat maupun pegiat usaha lain dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Dalam pembuatan kantong, kami menggunakan material saripati ketela yang dapat mudah terurai di tanah dalam waktu 180 hari. Sedangkan untuk pengganti sedotan kami memakai bambu yang dibuat secara manual,” ungkap Aisa.
Menurut Aisa, kehadiran platform digital Tokopedia membantu Bukan Plastik mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan.
“Lewat Tokopedia, ribuan lembar kantong belanja Bukan Plastik terjual setiap bulannya dan penjualan kami meningkat hingga 10x lipat bahkan telah menjangkau wilayah Gorontalo,” tutup Aisa.
Selain itu, sebagai contoh UMKM lokal di Tokopedia yang juga memiliki inisiatif peduli lingkungan adalah Batik Mahkota Laweyan dari Surakarta. Usaha ini dibangun oleh Alpha Febela pada 2005, satu tahun setelah hadirnya Kampoeng Batik Laweyan.
Perusahaan keluarga yang telah ada sejak tahun 1960-an dan sempat vakum pada tahun 1990-an ini hadir dengan memproduksi batik tulis motif abstrak. Produk Batik Mahkota Laweyan kini sudah ber-SNI dan untuk beberapa motif sudah didaftarkan untuk mendapatkan HAKI.
“Kami juga sudah menggunakan sistem IPAL untuk menjaga air tanah tetap berkualitas bagus sebagai upaya menghindari pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah batik kami,” papar Alpha Febela, Pemilik Usaha Batik Mahkota Laweyan.
Platform digital seperti Tokopedia membantu Batik Mahkota Laweyan meningkatkan transaksi hingga 2x lipat jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.
“Kami memberdayakan masyarakat sekitar sebagai pembatik dan juga penjahit. Kami berharap dapat memperluas jangkauan pasar ke seluruh Indonesia melalui Tokopedia, dapat memulihkan ekonomi masyarakat sekitar, dan juga terus konsisten menjaga kelestarian lingkungan,” tutup Alpha.
Comment