Startup penyedia layanan kesehatan mental (mental health) Riliv mengumumkan telah meraih pendanaan tahap awal (seed round) yang dipimpin oleh East Ventures. Investor lain, seperti Benson Capital, Sankalpa Ventures, Teja Ventures, Telkom Indonesia melalui program akselerasi Indigo, dan Angel Investor Shweta Shrivastava juga ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini untuk bersama-sama mengembangkan industri mental health di Indonesia.
Adapun, investasi ini akan digunakan untuk memperluas layanan kesehatan mental Riliv ke sektor yang lebih luas, seperti masyarakat umum yang membutuhkan layanan kesehatan terintegrasi serta industri yang spesifik memberikan akses tenaga kesehatan mental bagi karyawan.
Riset Kesehatan Dasar 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 21 juta jiwa masyarakat Indonesia mengalami masalah psikologis emosional dan depresi. Riset pada tahun 2020 juga menunjukkan bahwa gangguan mental meningkat hampir 2 kali lipat saat pandemi Covid-19.
Audrey Maximillian Herli (kiri), alumni YSEALI 2017, dan Audy Christopher Herli (kanan), penerima beasiswa Australia Awards Scholarship 2018, akhirnya mengambil sebuah inisiatif untuk mendirikan Riliv pada tahun 2015 untuk membangun resiliensi masyarakat dalam menghadapi permasalahan psikologis serta membangun kerja sama untuk lingkungan yang ramah kesehatan mental seperti di bidang pekerjaan maupun pendidikan. Rilivmenyediakan konten kesehatan mental yang relevan dengan masyarakat untuk mengubah stigma kesehatan mental yang tabu menjadi sesuatu yang perlu diprioritaskan.
Seiring dengan peningkatan kebutuhan layanan kesehatan berbasis daring (telehealth) dan konten kesehatan mental, terutama selama pandemi COVID-19, Riliv terus bertumbuh hingga menyediakan layanan konseling psikolog daring lewat sebuah aplikasi. Pengguna bisa memanfaatkan self-help seperti meditasi, journalling, dan juga sleepcast untuk membantu istirahat. Selain itu, Riliv juga menawarkan layanan Employee Assistance Program yaitu Riliv for Company yang menjangkau perusahaan untuk mendapatkan layanan konseling dan program wellness bagi karyawan.
“Terdapat peningkatan pengguna Riliv hingga hampir 400% selama pandemi baik dari pekerja maupun pengguna umum seperti pelajar dan ibu rumah tangga. Kebanyakan dari mereka memiliki masalah yang dengan perasaan cemas dan tidak aman terkait kondisi mereka saat ini,” ujar Audrey Maximillian Herli, Chief Executive Officer Riliv dalam keterangan tertulisnya Jumat (21/1/2022).
“Kehadiran konseling daring dan konten-konten mindfulness yang terpadu dari Riliv dapat memperkenalkan kesehatan mental sebagai kebutuhan yang wajar bagi Gen Y, Z dan Alpha dalam bonus demografi Indonesia saat ini. Kami membuka pintu bagi semua pihak untuk bekerja sama menanggulangi kesehatan mental bersama.” imbuhnya.
Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures mengatakan COVID-19 semakin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental. Layanan Riliv menjadi semakin relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.
“Oleh karena itu, kami yakin Riliv dapat membantu masyarakat Indonesia untuk mendapatkan akses layanan kesehatan mental dengan mudah. Kami senang bisa mendukung Maxi dan Audy untuk memajukan industri mental health di Indonesia,” ujar Wilson Cuaca.
Sekedat informasi, usaha Maxi dan Audy untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mental membawa nama mereka masuk dalam Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2020.