Sebagai bentuk edukasi kepada rekan-rekan jurnalis, Pinhome selaku e-commerce properti dan gaya hidup menggelar workshop Property Academy untuk jurnalis pada Rabu (18/5/).
Webinar tersebut diikuti 28 jurnalis dari seluruh Indonesia secara daring melalui Zoom meeting.
Workshop Pinhome bertajuk “Yuk, Mulai Berinvestasi Properti! Mengenal Serba-serbi Properti” dibawakan dengan ringkas oleh Head of Agent Account Management Pinhome, Verlita Panca Satria dengan sejumlah topik pembahasan.
Secara garis besar, Panca menjelaskan mengenai tahapan pencarian properti, tantangan dalam membeli rumah, menentukan tujuan membeli properti, menentukan prioritas preferensi dalam memilih properti jika budget terbatas, tipe-tipe properti dan karakteristiknya, kelebihan dan kekurangan investasi properti, serta menentukan budget properti berdasarkan kemampuan.
Menurut Panca, setidaknya ada empat tantangan dalam membeli rumah yakni pekerjaan tetap dan pendapatan tetap, lokasi, gaya hidup, dan mindset.
“Saya suka ngobrol dengan para pegiat properti. Properti itu supaya laku tuh gimana, sih? Pasti lokasi. Biasanya kalau lokasinya udah cocok, udah cozy, dekat akses transportasi, harga tuh biasanya jadi nomor dua. Tapi kalau lokasinya udah bagus, harganya juga udah tinggi. Nah, dengan berbagai listing-an yang ada di dalam Pinhome, bisa dilihat maunya preferensi yang mana dan lokasinya di mana,” terang Panca saat ditemui diacara Workshop Menulis Properti Eksklusif bagi Jurnalis yang disiarkan secara virtual Rabu (18/5/2022).
“Selanjutnya gaya hidup. Pendapatan banyak difungsikan untuk memenuhi gaya hidup dibanding menabung. Tapi kaum milenial sekarang mindset-nya sudah berbeda, apalagi bagi kita yang sudah bekerja. Karena properti dalam satu tahun, kenaikan gaji kita maksimal adalah dua kali,” tambahnya.
Dia menambahkan investasi properti atau kita mau investasi rumah, tahun depan harganya pasti sudah 10 persen atau 15 persen dibanding tahun lalu.
“Sedangkan gaji kita, berapa sih naiknya setiap tahun? Jadi harus nabung. Karena instrument investasi paling aman adalah properti,” jelas Panca.
Lebih lanjut, Panca menuturkan penting untuk menentukan tujuan membeli properti. Setidaknya ada tiga tujuan berbeda yaitu sebagai tempat tinggal atau untuk investasi, untuk tempat tinggal sendiri atau dengan keluarga, dan hunian sementara atau hunian permanen.
Kemudian, Panca juga menjelaskan pentingnya menentukan prioritas preferensi dalam memilih properti jika budget terbatas. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan properti dan seringkali calon pembeli properti harus memilih salah satu dan mengorbankan aspek lainnya.
“Pertama yang dilihat adalah lokasi, lebih mementingkan kedekatan properti dengan tempat-tempat yang sering dituju. Bukan berarti kita punya budget terbatas, kita mau pergaulan kita juga nggak kecil. Jadi di daerah tersebut ada beberapa meeting point untuk bertemu relasi, kolega dan lain-lain,” ujar Panca.
“Lalu luas tanah atau bangunan. Jika budget terbatas, prioritaskan luas tanah atau bangunan untuk mengakomodasi kebutuhan ruang yang lebih besa. Lalu fasilitas, menganggap keberadaan dan kelengkapan fasilitas umum yang berada di area properti sangat penting seperti fasilitas yang menunjang kebersihan, keamanan, dan apakah ada fasilitas penunjang untuk anak-anak seperti playground atau play house? Nah ini perlu diperhatikan juga,” imbuhnya.
Dia mengiungkapkan selanjutnya aksesibilitas. Ini balik lagi, transportasi umumnya menunjang nggak sih dengan jarak tempuh kantor. Tidak masalah dengan lokasi asalkan terdapat akses transportasi umum atau jalan tol menuju area yang sering dikunjungi.
“Terakhir, preferensi selanjutnya adalah lingkungan. Faktor ini cukup penting, pilihlah hunian di lingkungan yang baik, tak hanya lingkungan sosial tapi juga ada ruang terbuka hijau, komunitasnya bagus, dan tetangga yang guyub,” kata Panca.
Menurut Panca, preferensi-preferensi tersebut bisa didapatkan dalam sebuah hunian dengan budget terbatas, dengan catatan diperlukan beberapa pertimbangan dan riset terhadap hunian yang dipilih atau diinginkan.
Selain Panca, workshop juga diisi oleh Project Manager Pinhome Aliananda Lubis yang memaparkan mengenai program #CicilDiPinhome. Program #CicilDiPinhome adalah sebuah alternatif skema pembelian rumah yang bertujuan untuk membantu konsumen membeli rumah dengan cara dicicil selama 1-20 tahun yang tidak diperlukan komitmen untuk menghuni. Program ini hadir untuk mengatasi persoalan pembelian rumah dengan cara KPR yang seringkali menghambat calon konsumen untuk memiliki rumah yang terjangkau dan mudah.
“Program Cicil di Pinhome ini didukung dengan proses anti ribet dan fleksibel. Kami mau konsumen untuk pembelian rumah kami bikin se-simple mungkin dan mudah. Pertama, konsumen menentukan rumah idaman yang ingin dimilikinya. Nah, listing-nya tersedia di website dan aplikasi Pinhome,” kata Aliananda.
“Setelah konsumen menentukan rumah yang ingin dibeli, rumah di listing Pinhome sudah terkurasi dengan baik. Jadi sudah pasti legalitas, kondisi, dan lokasi sudah terjamin oleh Pinhome. Khususnya di program ini, rumah-rumah ini adalah rumah-rumah yang dimiliki oleh Pinhome. Dari dari awal pun properti ini sudah atas nama PT Pinhome, sudah pasti legalitasnya jelas Jika konsumen sudah pasti ingin membeli rumah, konsumen bisa menghubungi tim sales kami untuk bertanya lebih lanjut. Setelah itu, konsumen bisa mengirimkan dokumen persyaratan seperti KTP, NPWP, bukti penghasilan, serta membayar booking fee. Nantinya proses ini akan dibantu juga melalui aplikasi oleh agen. Setelah booking fee, kami juga memberi jangka waktu kepada konsumen untuk membayar first payment, bentuknya sama seperti DP. Setelah konsumen sudah membayar first payment, kami akan bantu jadwalkan penandatanganan program cicilan, lalu rumah bisa ditempati dan konsumen akan membayar cicilan setiap bulan sampai lunas,” tutup Aliananda. (FA)
Comment