Bersamaan dengan pameran Hello Riso, pameran karya seni DASS Phase 2.0 atau Digital Art Shuffle Show Volume Kedua kembali di Creative Hall, M Bloc Space, Jakarta Selatan selama sepekan mulai 13 – 19 Juli 2022.
Adapun, di pameran bersama dari dua lembaga seni dan pendidikan terkemuka, Connected Art Platform (CAP) dan Binus University School of Design, ini pada sesi DASS Phase 2.0
akan menampilkan ratusan karya seni digital dalam berbagai format. Mulai dari fotografi, lukisan, gambar, stop motion, puisi, seni pertunjukan, patung, NFT, seni suara, algoritma, dan sebagainya.
Sementara, pada penyelenggaraan pameran DASS Phase 1.0 di tempat yang sama, 9 April hingga 9 Mei lalu, yang disaksikan ribuan pengunjung M Bloc Space, terdapat lebih dari 400 karya seni digital didaftarkan oleh para seniman yang berasal dari 11 negara. Mereka datang dari Indonesia, Malaysia, India, Ekuador, Cekoslowakia, Azerbaijan, Nigeria, Spanyol, Amerika Serikat, Australia hingga Prancis.
Namun karena keterbatasan ruang
dan waktu, akhirnya Connected Art Platform memutuskan sebagian karya lainnya akan dipamerkan pada DASS Phase 2.0 mendatang.
“Salah satu misi Connected Art Platform (CAP) adalah mengekspos, mengkurasi, dan menghubungkan, serta menemukan talenta-talenta istimewa di ranah seni abad ke-21 yang berasal dari Indonesia dan seluruh dunia sekaligus menjadi jembatan antara sektor non-komersial, komersial dan pendidikan,” jelas Mona Liem selaku pendiri sekaligus kurator Connected Art Platform (CAP) saat ditemui diacara Pameran DASS Phase 2.0 x Hello Riso di Creative Hall MBloc kawasan Kebayoran Jakarta Rabu (13/7/2022).
Untuk diketahui, Hello Riso merupakan pameran risografi pertama di Indonesia yang digagas oleh Binus University School of Design, DKV New Media. Risografi adalah sebuah teknologi cetak digital dengan menggunakan mesin duplikator bernama Riso yang mekanisme kerjanya menggabungkan teknik cetak sablon, foto kopi, dan offset.
Pada prinsipnya bentuk dan cara kerja Riso ini mirip dengan mesin foto kopi. Unsur pembedanya ada pada tinta yang digunakan (rice ink) tergolong ramah lingkungan dan memiliki master film seperti pada teknik sablon.
Selain itu, di acara pembukaan pameran kali ini telah disiapkan sebuah demo eksplorasi cetak dengan menggunakan foto thermal paper yang menjadi materi visual yang akan di komposisikan dengan mesin risografi. Hasil eksplorasi ini akan dibagikan nantinya. Sementara acara workshop hands-on menggunakan teknik cetak risografi akan dilakukan pada hari Jumat – Minggu (15 – 17 Juli pada pukul 15:00 -18:00 WIB).
Selanjutnya, juga akan diadakan Bincang Seni dan obrolan santai bareng kurator serta para ahli dari Hello Riso selama pameran berlangsung.
“Hello Riso merespons maraknya penggunaan teknologi yang seolah-olah mulai mendominasi dan berupaya mengajak untuk memikirkan kembali apakah betul-betul kehidupan akan pindah sepenuhnya pada format digital. Teknologi cetak Riso selain operasionalnya yang hemat listrik, menggunakan material yang didesain untuk digunakan dalam jangka panjang dan tinta pun menggunakan bahan organik yang ramah lingkungan,” jelas Budi Sriherlambang, Ketua Program DKV New Media, BINUS University.
“M Bloc Space sebagai ruang kreatif publik sangat gembira dapat berkolaborasi dengan Connected Art Platform dan Binus University School of Design untuk menampilkan pameran unik DASS Phase 2.0 x Hello Riso ini di ruang Creative Hall kami selama
seminggu ke depan. Ragam karya seni dari berbagai negara yang dipamerkan dalam format digital dan print ini kontras serta memiliki karakter berbeda satu dengan yang lainnya, semoga seluruhnya dapat diapresiasi untuk memperkaya perspektif dan bukan dipertentangkan,” ujar Wendi Putranto, co-founder sekaligus Program Director M BlocSpace.
Mona mengatakan memberi wadah bagi para seniman untuk dikenal luas dan kesempatan berpameran pertama kali, menjadi pembuka jalan, penghubung kesempatan, menciptakan hal-hal baru, membentuk ekosistem berkesenian yang sehat.
“Karena ini semua adalah visi kami di CAP x M Bloc x Binus University School of Design, DKV New Media Art,” imbuh Mona Liem.
“Dalam perjalanan CAP (Connected Art Platform), kami berusaha menghasilkan program yang menghubungkan karya dengan peluang baru, semisal: membawa seniman kolektif Indonesia untuk melakukan pameran di beberapa negara di Eropa, menghubungkan seni media baru Indonesia dengan salah satu Festival Teknologi Seni tertua dan terbesar di Eropa. Berkontribusi diberbagai Art Technology and Music
Festival di Indonesia dan juga menghubungkan para seniman dari Asia Tenggara dengan jaringan global,” tambahnya.
Sekedar informasi, DASS merupakan rangkaian program MAG (Media Art Globale) Festival. CAP x M Bloc
menciptakan program baru yang memberikan kesempatan kepada Seniman lintas media untuk memperkenalkan karya mereka melalui DASS (Digital Art Shuffle Show).
Program ini terbuka untuk semua talenta dari berbagai latar belakang, keterampilan dan pengalaman. (FA)