by

BINUS University Siap Hadirkan Angklung Digital Pada Ars Electronica Festival 2022 Di Austria

Angklung adalah alat musik tradisional asli Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Barat. Alat musik asli Indonesia ini telah dikenal keberadaannya hingga masyarakat mancanegara.

Sebagai upaya, dalam melestrikan kebudayaan tradisional milik negeri sendiri. Terkait iu, BINUS University mengikutsertakan Automated Angklung dan Karya Teknologi Realtime Interaktif pada Pameran Seni dan Teknologi, Ars Electronica Festival 2022 yang akan diadakan di Linz, Austria tanggal 7 hingga 11 September 2022 mendatang.

Adapun, keikutsertaan BINUS University juga menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Asia Tenggara yang ikut serta dalam salah satu festival seni dan teknologi terbesar ini.

Sebelum keberangkatan, diadakan acara Pelepasan dan Showcase Angklung Digital yang akan ditampilkan dalam pameran di Austria. Acara ini diadakan secara hybrid dengan bertempat di BINUS Kemanggisan Kampus Anggrek dan online melalui zoom dengan dihadiri oleh Kedutaan Besar Austria, KBRI di Austria, Perwakilan dari Connected Art Platform serta Sivitas Akademika BINUS University.

“Ini merupakan upaya dari BINUS UNIVERSITY dalam rangka internasionalisasi karya inovasi yang dihasilkan oleh sivitas akademika BINUS. Automated Angklung dan Karya Visual Interaktif ini mengangkat budaya serta kearifan lokal Indonesia ke dalam bentuk baru yang sesuai dengan teknologi terkini”, tutur Diah Wihardini selaku BINUS Global Director yang ditemui di BINUS Kampus Anggrek dalam keterangan tertulisnya Rabu (24/8/2022).

Automated Angklung merupakan transformasi dari instrumen musik tradisional Indonesia “Angklung” yang dapat dioperasikan secara digital atau otomatis. Automated Angklung memiliki jangkauan nada seluas 3 oktaf, dilengkapi DC motor dan dapat dikendalikan melalui komputer mini.

Selain itu dapat mengunduh lagu melalui cloud dan dapat memainkan lebih dari 50 lagu secara otomatis hingga 8 jam. Setelah dipamerkan, Automated Angklung akan dihibahkan ke KBRI di Austria untuk dipergunakan setiap kali diadakan kegiatan di KBRI. Sedangkan untuk Karya Teknologi Realtime Interaktif “Spark of Spices”, merupakan instalasi visual yang menangkap anatomi manusia untuk kemudian diterjemahkan menjadi data yang memicu grafis visual dengan tema rempah.

Lebih dari itu, keikutsertaan pada Pameran Karya Inovasi di luar negeri selain memperkenalkan kebudayaan asli insdonesia, juga merupakan bagian dari program peningkatan internasionalisasi untuk meningkatkan peluang pengembangan dan kolaborasi dengan pihak internasional. (FA)