Sebagai jaringan investor sosial terbesar di Asia-Pasifik, Asian Venture Philantrophy Network – AVPN, memiliki komitmen untuk memobilisasi modal secara strategis guna menciptakan dan meningkatkan transformasi yang berdampak. Melalui kerja kebijakan keterlibatannya yang terus berkembang, AVPN secara aktif menyuarakan aspirasi komunitas investor sosial kepada para pembuat kebijakan dan memajukan kolaborasi lintas sektoral.
Pada side event resmi B20 resmi pada 12 November, yang dirancang untuk memperkuat suara komunitas investasi sosial menjelang akhir G20, AVPN mengumumkan komitmen berikut:
● Penggalangan Dana untuk Kesetaraan Gender Asia senilai USD 25 juta dengan dukungan dari Fondation CHANEL , Bill and Melinda Gates Foundation , The Target Foundation , dan anggota Jaringan Gender Asia AVPN yang akan berinvestasi dalam pemberdayaan ekonomi wanita di seluruh wilayah Asia Pasifik.
● USD 3 juta untuk Sustainability Seed Fund, dengan dukungan dari Google.org dan Asian Development Bank , diluncurkan untuk memerangi perubahan iklim dan mendorong keberlanjutan melalui teknologi di Asia Pasifik.
● Kemitraan strategis dengan Global Blended Finance Alliance untuk mempercepat pertumbuhan keuangan blended finance di Asia.
● Peluncuran Gugus Tugas UMKM khusus yang memiliki fokus pada kesetaraan Gender, didukung oleh Visa Foundation yang akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang cara mendukung dan mengembangkan bisnis yang dipimpin oleh wanita dan fokus pada wanita di seluruh kawasan Asia Pasifik.
● Peluncuran inisiatif untuk mempromosikan Principles for Gender Lens Giving dalam kemitraan dengan Asia Gender Network (AGN) dan UN Women, di seluruh komunitas investor sosial di Asia.
● Kontribusi untuk mengangkat suara Global South di G20 dan forum global lainnya melalui Global South Impact Community dalam kemitraan dengan IVPC dan jejaring AVPA (Afrika) , Latimpacto (Amerika Latin) dan EVPA (Eropa) .
Pada kesempatan yang sama, Naina Subberwal Batra, Chief Executive AVPN mengatakan, AVPN bangga menjadi official Impact Partner G20 Indonesia, dan saya memberikan penghargaan atas kinerja pemerintah Indonesia yang luar biasa dalam menempatkan isu-isu sosial ini sebagai fokus utama dari G20.
“Di AVPN, kami akan terus memobilisasi dukungan komunitas kami yang terdiri lebih dari 600 anggota untuk mendukung agenda ini dan mempertahankan momentum saat tongkat estafet dilanjutkan ke India, Brasil, dan Afrika Selatan di tahun-tahun mendatang,” tutur Naina dalamnketerangan tertulisnya Kamis (17/11/2022).
Ketika negara-negara berkembang pulih dari COVID-19, banyak kemajuan yang sebelumnya telah dibuat seputar pengurangan kemiskinan dan kesetaraan gender mengalami kemunduran, dan kini keadaan semakin buruk dengan meningkatnya masalah ketahanan pangan dan akses energi. Hanya melalui tindakan kolektif yang memberdayakan para pemimpin global selatan untuk maju ke depan dalam mengidentifikasi solusi, kami meyakini kita dapat menjawab besarnya tantangan ini. Kepresidenan Indonesia terus berupaya keras untuk memastikan bahwa diskusi dan rekomendasi kebijakannya memenuhi kebutuhan komunitas yang paling rentan di Global South. Kepresidenan Indonesia juga memastikan bahwa ketika ekonomi pulih, masyarakat yang paling terdampak oleh pandemi tidak tertinggal. Mereka melakukan ini dengan mendorong aksi – aksi kolaborasi yang mengarah pada tindakan di seluruh kawasan Asia Pasifik.
Di dalam video sambutannya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno mengatakan, “Penting bagi pemerintah untuk bekerja sama dengan komunitas investasi sosial seperti AVPN dan mencapai tujuan pembangunan utama di berbagai bidang seperti transisi energi, arsitektur kesehatan global, dan transformasi digital. Kita juga perlu mulai memikirkan instrumen inovatif, termasuk blended finance, investasi berdampak, dan filantropi strategis, untuk memenuhi kebutuhan yang dapat mendukung transisi menuju net zero.” “Kami mencoba menerapkan blended finance untuk pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan. Kami percaya bahwa pembiayaan disalurkan dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang tidak semata-mata mengharapkan pengembalian modal” ujarnya.
Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Profesor Bambang Brodjonegoro, yang juga menjabat sebagai Co-Chair Lead T20 – badan penggagas G20 untuk Pemerintah Indonesia, mengatakan: “Kesimpulan dari T20 sangat selaras dengan konsep catalytic finance, blended finance, dan peran utama filantropi dalam memastikan pembangunan berkelanjutan; ini adalah sebuah pesan utama yang dianjurkan oleh AVPN. Kami melakukan yang terbaik untuk meneruskan rekomendasi utama seputar keuangan berkelanjutan dan peran penting filantropi ini dalam diskusi pertemuan para pembuat kebijakan di tahun mendatang.”
Pembiayaan masa depan yang adil dan inklusif akan membutuhkan model-model baru yang dapat mengarahkan modal investasi menuju arah sebagai solusi berdampak tinggi, jangka panjang, dan berkelanjutan, dan blended finance adalah pendekatan yang didukung dan diadvokasi secara luas selama Kepresidenan Indonesia. Cherie Nursalim, Co-founder United in Diversity Foundation dan THK Forum, berbagi, “United in Diversity Foundation (UID), sebagai sekretariat Forum Tri Hita Karana tentang Future Knowledge and Blended Finance, telah bekerja sama dengan AVPN di bawah G20 Kepresidenan Indonesia untuk memperkuat ekosistem dan lanskap blended finance, untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan rencana Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan memungkinkan pembangunan berkelanjutan dapat terus berkembang. UID senang telah menjalin kemitraan resmi dengan AVPN untuk memajukan kolaborasi kami dan melanjutkan pekerjaan kami dalam mendukung Global Blended Finance Alliance yang diakui oleh negara-negara G20 untuk dibentuk dan diimplementasikan dan menerapkan prinsip G20 untuk meningkatkan pembiayaan swasta dan campuran di negara berkembang, negara tertinggal, dan negara berkembang pulau kecil.”
Haje Schütte, Kepala Keuangan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Direktorat Kerjasama Pembangunan OECD, juga turut menyampaikan pendapatnya, “Prinsip-prinsip G20 telah dikembangkan melalui diskusi dan konsultasi intensif, yang dilakukan oleh OECD atas permintaan Presidensi G20 Indonesia, dengan negara-negara berkembang, sektor swasta, dan yayasan. AVPN telah memfasilitasi konsultasi dengan yayasan-yayasan Asia yang telah menghadirkan wawasan dan perspektif penting tentang praktik serta peluang yang diberikan oleh pendekatan blended finance di Asia Tenggara. Wawasan ini juga dimasukkan ke dalam laporan Stocktake G20 OECD tentang Prinsip-Prinsip Blended Finance G20, yang telah diterbitkan.”
Kemajuan teknologi digital juga menjadi faktor penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi, termasuk filantropi. Ryan Rahardjo, Public Affairs Lead, untuk Asia Tenggara, Google APAC berbagi, “B20 Engagement Group telah memainkan peran penting dalam menyatukan para pemimpin bisnis secara global untuk memposisikan keberlanjutan dan aksi perubahan iklim sebagai inti dari strategi bisnis. Di Google, kami sangat percaya pada kekuatan teknologi digital dalam mengatasi berbagai masalah mendesak dunia dan juga dapat memajukan pembangunan berkelanjutan. Dengan bangga kami menginformasikan bahwa AVPN akan memimpin hibah Google.org sebesar USD 3 juta melalui panggilan terbuka untuk lembaga nonprofit di seluruh Asia Pasifik. Organisasi sukses yang dapat menghadirkan solusi inovatif berbasis teknologi untuk menjawab tantangan keberlanjutan akan menerima hibah, teknologi, dan sukarelawan Google untuk membantu meningkatkan dan menguji lebih lanjut solusi mereka. Kami bangga melihat dana ini juga didukung oleh Asian Development Bank,” tambah Ryan.
Mencapai kesetaraan gender merupakan salah satu area fokus utama kerja komunitas AVPN saat ini, pada kesempatan yang sama, Jamshed M. Kazi, Perwakilan UN Women Indonesia dan Penghubung untuk ASEAN menekankan bahwa deklarasi prinsip AVPN untuk Gender Lens Giving sangat tepat waktu, karena negara-negara anggota G20 berkomitmen untuk menggalang dukungan dari filantropi dan para investor sosial untuk memanfaatkan sumber daya yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender. Dia lebih lanjut mengacu pada kerangka pelengkap, Prinsip Pemberdayaan Perempuan PBB (WEPs) yang memiliki lebih dari 7000 penandatangan CEO sektor swasta. Beliau juga menambahkan “kekuatan yang bergabung, baik UN Women and Women’s Empowerment Principles (WEPs) dan Prinsip Gender Lens Giving telah mengubah cara dalam mempengaruhi lanskap pembiayaan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di wilayah tersebut. Baik India dan Indonesia adalah pasar yang berkembang dengan baik dan memiliki posisi ideal untuk lebih mempengaruhi filantropi dan investasi lensa gender, saat Indonesia menyerahkan Kepresidenan G20 ke India”.
Menutup sesi, Maya Juwita, Executive Director, Business Coalition for Women Empowerment, menyampaikan, “B20 Indonesia telah membentuk platform One Global Women Empowerment (OGWE), dengan tujuan untuk membentuk sebuah badan permanen yang didukung oleh sekretariat dan teknologi yang akan menghubungkan pemangku kepentingan yang relevan dan menyediakan praktik terbaik secara real-time untuk mempercepat inklusi yang berdampak pada perempuan dan bisnis yang dipimpin perempuan dalam ekonomi global. OGWE memiliki 5 tujuan utama: berbagi pengetahuan, kemampuan digital, pendanaan dan investasi, dukungan teknis, dan kebijakan yang mendukung. Kami memiliki 28 perusahaan dan
lembaga yang berjanji untuk mendukung OGWE, AVPN termasuk di antaranya. AVPN telah berjanji melalui OGWE untuk mendukung tujuan pendanaan dan investasi, melalui komitmen Asia Gender Equality Fund sebesar USD 25 juta.” (FA)