by

Peringati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, Suntory Garuda Beverage (SGB) Gelar Mizuiku Outdoor Class di Gowa

Keanekaragaman Hayati, merupakan bagian tak terpisahkan dari pelestarian air karena ekosistem lingkungan yang berfungsi baik berpengaruh terhadap ketersediaan air dan kualitasnya. Terkait itu sekaligus diikuti oleh sejumlah sekolah peserta program “Mizuiku” dan perwakilan Pemerintah daerah, Suntory Garuda Beverage (SGB) memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia (International Day for BioDiversity) pada 22 Mei dengan mengadakan program “Mizuiku Outdoor Class” di Rumah Hijau Denassa, Gowa, Sulawesi Selatan yang merupakan taman literasi keanekaragaman hayati terbesar di Gowa.

Lebih lanjut, melengkapi “Mizuiku Teachers Guide (MTG)”, buku panduan guru pelestarian air bersih pertama di
Indonesia, yang diluncurkan Desember 2022 lalu, SGB juga meluncurkan Video MTG untuk mendukung guru
menyampaikan edukasi lingkungan dengan menarik.

Neeraj Goyal, Chief Executive Officer PT Suntory Garuda Beverage, mengatakan, seiring dengan peringatan International Day for Biological Diversity, disertai dukungan dari Pemerintah dan Sekolah, kami bersyukur dapat menggelar Program “Mizuiku Outdoor Class” di Gowa dan meluncurkan Video MTG untuk melengkapi Set Buku MTG yang diluncurkan bersama KLHK RI dan Kemendikbud RI pada Desember lalu.

“Hadirnya program “Mizuiku Outdoor Class” dan Video MTG menjadi wujud nyata dari komitmen kami untuk terus
mengembangkan Program Mizuiku di Indonesia terkait pengembangan masyarakat dan pelestarian lingkungan, khususnya dalam menjaga konservasi air bersih,” kata Neeraj Goyal dalam keterangan tertulisnya Kamis (25/5/2023).

“Kami pun mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah, dalam mendukung kegiatan dari Program “Mizuiku”. Kami optimis dapat terus meneruskan upaya kolaboratif dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait demi memperluas dampak sosial (CSR) perusahaan di lebih banyak daerah di Indonesia,” imbuhnya.

Ir. Sinta Saptarina Soemiarno, M.Sc., Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPGLHK), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mengatakan, upaya pengelolaan lingkungan hidup, termasuk pelestarian air bersih membutuhkan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan. Edukasi adalah bagian penting yang perlu dimulai sejak sekolah dasar.

Menurutnya, melalui SekolahbAdiwiyata atau Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) PPGLHK mendukung terwujudnya perubahan perilaku warga sekolah untuk melakukan perilaku ramah lingkungan hidup (PRLH), yaitu pengelolaan sampah, konservasi air. konservasi energi, penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman, menjaga kebersihan, sanitasi. Dalam salah satu indikator Gerakan PBLHS, juga dilakukan penilaian terhadap upaya sekolah dalam melakukan konservasi air di sekolah.

“Dengan adanya kerjasama SGB dan PPGLHK tentang Pembinaan Generasi Lingkungan di Sekolah dan Masyarakat dalam Konservasi Air, PPGLHK mendukung peningkatan kapasitas wawasan siswa/i Sekolah Dasar di Indonesia terhadap pelestarian air dan lingkungan dengan memperkaya materi pembelajaran melalui modul-modul yang ditawarkan Program “Mizuiku” ini, antara lain melalui Video MTG dan aktivitas “Mizuiku Outdoor Class” dalam rangka mendorong sekolah untuk menjalankan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup,” jelas Ir. Sinta Saptarina Soemiarno.

Pada tahun 2021, Suntory Garuda Beverage (SGB) telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) yang bertujuan dalam pembinaan dan pengajaran
terkait konservasi air untuk generasi muda di sekolah, lembaga masyarakat, dan komunitas di sekitarnya.4
“Mizuiku Outdoor Class” ajak anak-anak melestarikan alam dan air dengan edukasi mengenai flora endemik Program “Mizuiku Outdoor Class” dirancang untuk memberikan edukasi pelestarian lingkungan yang holistik dan menyenangkan, seperti menanam pohon untuk membantu siswa/i Sekolah Dasar memahami cara melakukan konservasi air. Selain itu, sejalan dengan tema Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia 2023
yaitu “Build Back Biodiversity”, “Mizuiku Outdoor Class” bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gowa juga memperkenalkan tanaman endemik Gowa seperti Kayu Hitam Sulawesi atau Eboni (Diospyros celebica), Kayu Kuku (Pericopsis mooniana), dan jenis jambu-jambuan (Syzygium) antara lain Kalawasa dan Pasui kepada para siswa/i dari sejumlah sekolah di Gowa. Para siswa/i Sekolah Dasar juga diajarkan bagaimana mereka dapat berperan dalam melestarikan tanaman tersebut.

Azhari Aziz, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa, mengapresiasi inisiatif Suntory Garuda Beverage (SGB) dalam memberikan edukasi pelestarian air dan lingkungan kepada generasi muda di Gowa.

“Kami menyambut baik kehadiran program “Mizuiku Outdoor Class” di Gowa yang diharapkan dapat
mengedukasi siswa/i Sekolah Dasar dan masyarakat mengenai tanaman endemik Gowa dan akan pentingnya pelestarian air serta lingkungan. Inisiatif ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan
kekayaan flora dan fauna Gowa dan Sulawesi. Semoga inisiatif serupa dapat terus berjalan di daerah- daerah lainnya untuk mempromosikan pelestarian lingkungan dan air secara menyeluruh sertaberkelanjutan di Indonesia,” ujar Azhari.

Senada dengan Azhari, Dermawan Denassa, Pegiat Literasi Hayati dan Konservasi sekaligus Pendiri Rumah
Hijau Denassa, mengatakan, “Sulawesi Selatan memiliki beragam flora dan fauna endemik nan langka yang
perlu dijaga bersama agar anak-cucu kita bisa melihatnya kelak. Maka dari itu, siswa/i Sekolah Dasar sebagai generasi penerus bangsa perlu dilibatkan sejak dini dalam mengemban tanggung jawab untuk menjaga keanekaragaman hayati ini, kini dan nanti. Pendekatan eksploratif dari “Mizuiku Outdoor Class”
dalam mendorong rasa ingin tahu siswa/i Sekolah Dasar terhadap ekosistem diharapkan dapat
berkontribusi nyata dalam menjaga alam Indonesia tetap lestari.” (FA)