Belum lama ini, Coca-Cola Indonesia mengumumkan peluncuran nasional untuk kemasan botol yang terbuat dari 100% plastik PET daur ulang (rPET), tidak termasuk tutup dan label yang pertama untuk produk minuman perusahaan di Indonesia. Kemasan rPET sekarang tersedia untuk merek Coca-Cola Trademark, Fanta, Sprite dalam kemasan 390ml, dan Sprite Waterlymon dalam kemasan 425ml.
“Hari ini, kami dengan bangga menyatakan bahwa satu dari setiap tiga botol yang ada di pasar Indonesia sekarang terbuat dari 100% plastik rPET (daur ulang), dibuat secara lokal di Amandina Bumi Nusantara, pabrik daur ulang yang didirikan oleh mitra pembotolan kami Coca-Cola Europacific Partners Indonesia bersama Dynapack Asia,” kata Julio Lopez, Presiden Direktur Coca-Cola Indonesia dalam keterangan tertulisnya Selasa (20/6/2023).
“Botol kami memiliki nilai lebih dari penggunaan pertama karena dapat digunakan berulang kali, sehingga membantu mendukung ekonomi sirkular loop tertutup,” imbuhnya.
Tonggak penting dari Coca-Cola di Indonesia dalam menghidupkan ekonomi sirkular loop tertutup ini menggarisbawahi komitmen perusahaan terhadap visi World Without Waste, yang mencakup tujuan untuk menggunakan setidaknya 50% plastik daur ulang dalam kemasannya pada tahun 2030, dan ambisi untuk membantu mengumpulkan setara dengan setiap kaleng dan botol yang dijual pada tahun 2030.
Dengan diperkenalkannya botol yang terbuat dari 100% rPET baru, Coca-Cola memberikan kontribusi besar terhadap tujuan ini di Indonesia dengan mengurangi ketergantungan pada plastik baru dan menurunkan emisi karbon dalam proses produksi.
The Coca-Cola Company saat ini menawarkan setidaknya satu merek yang terbuat dari 100% rPET (daur ulang) di lebih dari 40 negara di seluruh dunia.
“Di Coca-Cola, kami menyadari urgensi dan kompleksitas tantangan sampah plastik di Indonesia. Tidak ada entitas tunggal yang dapat mengatasi tantangan ini sendirian. Kami berkomitmen untuk menawarkan desain kemasan, pengumpulan, dan sistem daur ulang yang inovatif serta menjalin aliansi strategis dengan para pemangku kepentingan termasuk lembaga pemerintah, mitra industri, dan organisasi lokal untuk mendorong ekonomi sirkular di Indonesia.
“Kami juga memanfaatkan kekuatan serta jangkauan merek Coca-Cola untuk secara aktif melibatkan konsumen dalam inisiatif daur ulang dan membangun kesadaran tentang potensi luar biasa mengubah botol plastik menjadi baru,” lanjut Lopez.
Melalui usaha patungan lokal dan perjanjian pemasok jangka panjang, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia melakukan investasi strategis untuk meningkatkan kapasitas daur ulang di Indonesia, membuka pasokan plastik daur ulang, dan meningkatkan teknologi baru. Botol 100% rPET Coca-Cola diproduksi di fasilitas daur ulang baru di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Amandina Bumi Nusantara, yang didirikan dalam kemitraan antara Coca-Cola Europacific Partner Indonesia dan Dynapack Asia. Fasilitas canggih ini memproses botol PET bekas pakai (pascakonsumsi) yang bersumber dari pasokan lokal dan mengubahnya menjadi botol baru untuk merek Coca-Cola.
Pabrik daur ulang ini juga berkolaborasi dengan Mahija Parahita Nusantara, yayasan sosial nirlaba yang didirikan oleh kedua organisasi tersebut. Yayasan ini mendukung penciptaan infrastruktur pengumpulan melalui pengembangan usaha mikro pengumpulan dan berpusat pada usaha sosial serta dukungan masyarakat. Mahija Parahita Nusantara menyediakan bahan baku untuk fasilitas daur ulang dan, yang terpenting, juga mendukung komunitas pemulung informal dengan pekerjaan yang stabil serta membuka akses terhadap layanan sosial.
Bersama-sama, Coca-Cola dan mitra lokalnya di Indonesia membantu membangun infrastruktur rantai pasokan loop tertutup untuk meningkatkan daur ulang dan pengumpulan PET, serta membantu memastikan bahan baku untuk botol plastik Coca-Cola sehingga dapat digunakan berulang kali.
“Di Coca-Cola Europacific Partners, sistem ekonomi sirkular loop tertutup yang kami inisiasi merupakan bagian integral dari strategi keberlanjutan kami, karena kami bertujuan untuk mengumpulkan 100% kemasan kami pada tahun 2030 dan untuk memastikan 50% kemasan kami berasal dari rPET (daur ulang). Komitmen ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah sebesar 30% dan mengurangi sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025 dalam mengatasi polusi plastik,” kata Xavi Selga, Presiden Direktur Coca-Cola Europacific Partners Indonesia dan Papua Nugini.
“Pendekatan kolaboratif dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan ini, dengan fasilitas daur ulang Amandina Bumi Nusantara kami yang baru, kami akan mengubah botol lama menjadi yang baru karena kami membantu mempercepat sistem pengemasan loop tertutup di Indonesia,” tutupnya.
Botol 100% rPET Coca-Cola mempertahankan standar kualitas tinggi yang biasa diharapkan oleh konsumen dari perusahaan, serta keamanan kemasan plastik rPET yang sesuai dengan peraturan Indonesia dan standar global The Coca-Cola Company yang ketat untuk kemasan rPET food grade. (FA)