Usai melakukan aktivitas di luar rumah, biasanya kita sering mendapati tumpukan piring kotor di dapur ketika pulang. Mungkin karena tadi pagi Anda tak sempat mencucinya sebelum berangkat, atau memang bekas anak-anak usai makan/minum selama seharian. Tak hanya rasa lelah Anda mendadak bertambah, terkadang rasa emosi pun seperti diuji.
Bosan mengalaminya terus menerus – karena harus Anda yang berjibaku dengan peralatan masak dan makan yang kotor itu? Khawatir hasil cuci manual tak optimal karena Anda terlalu lelah, atau sisa makanannya terlalu menantang untuk dibersihkan – halo santan dan bekas-bekas minyak? Nah, saatnya menghadapi kenyataan bahwa mencuci piring secara manual tidak seefektif menggunakan mesin cuci piring!
Bukan hanya menggunakan dishwasher alias mesin cuci piring akan menghemat waktu dan tenaga, tetapi ternyata turut menyelamatkan lingkungan! Berikut beberapa alasan bagi “pemalas” (baca: belum bisa berbuat lebih banyak) untuk berkontribusi melestarikan bumi:
Efisiensi Air
Tahukah Anda bahwa menggunakan mesin cuci piring sebenarnya hanya memerlukan lebih sedikit air dibandingkan dengan mencuci dengan tangan? Studi oleh Universitas Bonn yang termuat di Choice.com mendapati, bahwa untuk mencuci 144 item secara manual memerlukan 100 liter air. Sementara, penggunaan mesin pencuci piring membutuhkan 9.5 liter saja, atau hampir sepersepuluh dari mencuci dengan tangan!
Data pendukung lain menyebut, dishwasher yang tersertifikasi “ENERGY STAR” mampu menghemat 3.800 galon air selama masa pakai mesin. Bayangkan berapa banyak air terbuang percuma jika Anda melakukan pencucian biasa! Sangat mungkin air tersebut lebih berfaedah untuk kebutuhan lainnya. Anda pasti tetap butuh mandi kan selama beberapa dekade mendatang?
Irit Energi, Plus Aman untuk Kantong
Tidak hanya mesin pencuci piring menghemat air, tetapi juga mengirit energi. Mesin cuci piring modern dirancang untuk menggunakan listrik yang semakin efisien.
“Peranti elektronik rumah tangga dengan kebutuhan watt tinggi tidak berarti konsumsi listriknya juga besar. Dishwasher Bosch, contohnya, dirancang hemat energi karena satu kali siklus pencucian hanya membutuhkan 1,02 kWH atau setara dengan Rp 1.737 lebih murah dari jajan gorengan!” tandas Anil Narula, President Director, Bosch Home Appliances in Indonesia dalam keterangan tertulisnya Rabu (5/7/2023).
Nilai tersebut berdasarkan perhitungan dengan perkiraan tarif dasar listrik Rp 1.699,53 per kWh.
“Bahkan, dishwasher Bosch juga dilengkapi mode Eco yang memungkinkan nilai konsumsi listriknya jauh lebih murah lagi: di bawah seribu rupiah!” lanjutnya.
Mengurangi Limbah
Ternyata, memakai mesin pencuci piring juga membantu mengurangi limbah. Ketika Anda mencuci piring dengan tangan, Anda lebih cenderung menggunakan barang-barang dengan masa pakai singkat, seperti spons atau serbet kertas (untuk mengelap). Bayangkan berapa banyak yang terpakai selama setahun!
Belum lagi sisa sabun yang ikut terbuang juga lambat laun bisa berdampak pada organisme tertentu atau tanah. Sedangkan, mesin pencuci piring akan menggunakan air panas hingga 70 derajat Celcius. Semburan airnya cukup kencang untuk memastikan tidak ada sisa makanan tertinggal pada piring dan peralatan makan lainnya. Tak hanya membunuh kuman dan bakteri, dishwasher Bosch juga menghilangkan residu kimia dari sabun cuci piring. Lebih bersih, lebih higienis – kondisi yang semakin tidak bisa dikompromikan
Jadi, ketika berhadapan dengan tumpukan piring kotor, ingatlah bahwa Anda masih bisa bermalas-malasan tetapi berandil menyelamatkan lingkungan. Juga, berkat mesin pencuci piring, waktu mager Anda tak terganggu sehingga tetap bisa digunakan untuk melanjutkan streaming Netflix atau scrolling TikTok sepuasnya! (Angga)
Comment