Casio, inovator global dalam teknologi jam tangan, dengan bangga mengumumkan peluncuran kampanye inspiratif “Dear Younger Me”, yang menampilkan desainer jam tangan legendaris dan pencipta dari jam tangan G-SHOCK, yaitu Kikuo Ibe.
Rupanya, perjalanan melintasi waktu ini menampilkan kisah luar biasa Kikuo Ibe mengenai tekadnya yang tiada henti, ketangguhan, dan pesan bahwa “Ketangguhan itu tentang menerima kegagalan.”
Perjalanan Kikuo Ibe, the Father of G-SHOCK Kikuo Ibe, yang sering disebut sebagai bapak dari G-SHOCK, memulai perjalanan luar biasa yang mengarah pada penciptaan jam tangan tahan guncangan yang menjadi simbol kekuatan dan ketangguhan. Lahir pada tahun 1952, Kikuo Ibe memperoleh gelar sarjana teknik mesin dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sophia pada tahun 1976.
Ia bergabung dengan Casio, yang awalnya ditugaskan di Departemen Desain, di mana ia terlibat dalam
pengembangan konstruksi jam tangan digital.
Pada tahun 1981, Ibe mengajukan ide revolusioner – sebuah jam tangan kokoh yang tidak akan rusak meski terjatuh. Hal ini menandai awal mula dari upaya tiada henti untuk berinovasi dan ketahanan. Selama dua tahun, Kikuo Ibe dan timya, yang dikenal sebagai “Team Tough”, bekerja tanpa kenal lelah untuk mewujudkan visinya.
Pada tahun 1983, mereka berhasil menciptakan jam tangan G-SHOCK pertama dengan struktur tahan guncangan yang tak tertandingi.
Pencapaian inovatif ini meletakkan dasar bagi warisan G-SHOCK yang kita kenal sekarang. Sebagai bapak dari G-SHOCK, Kikuo Ibe terus mendorong batasan dan mengawasi perencanaan produk untuk jam tangan G-SHOCK seri MR-G dengan eksterior logam dan
G-SHOCK emas 18 karat.
Dedikasinya dalam mengawasi perkembangan dan upaya tak kenal
lelah untuk memperluas jangkauan global merek G-SHOCK telah menjadikannya sosok ikonik
dalam dunia horologi.
Untuk memperingtai hari ulang tahun G-SHOCK yang ke-40, Casio mempersembahkan kampanye “Dear Younger Me”, perayaan akan perjalanan Kikuo Ibe dan pesannya kepada generasi muda: “Ketangguhan itu tentang menerima kegagalan.” Kampanye ini berfungsi sebagai pengingat bahwa kesuksesan sering kali muncul dari masa-masa sulit, dan pembelajaran dari kegagalan dapat menentukan nasib seseorang. (FA)