Berdasarkan catatan penting UNICEF terkait dunia kesehatan, satu anak meninggal akibat pneumonia setiap 43 detik di seluruh dunia, menjadikannya penyebab utama kematian bayi dan anak lebih banyak dari AIDS, malaria, dan campak sekaligus. Sementara di Indonesia, pneumonia adalah penyebab 14,5% kematian pada bayi dan 5% kematian pada anak usia di bawah lima tahun. Oleh karena itu, Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dan diobati.
Dalam rangka, memperingati Hari Pneumonia Sedunia, PT Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia (nama dagang Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., USA) menggelar diskusi edukatif yang menghadirkan Prof. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M. Sc, PhD, Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi; Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi., Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan; George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia, dan dr. Ariska Putri Pertiwi, Public Figure.
Kabarnya. kegiatan ini menjadi upaya MSD untuk terus mendorong perluasan pemahaman dan kesadaran masyarakat terutama orang tua, tentang pentingnya vaksinasi PCV yang lengkap pada anak.
Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou dalam sambutannya mengatakan di momen Hari Pneumonia Sedunia kali ini, pihaknya ingian mengajak masyarakat Indonesia khususnya para orang tua untuk #CegahPneumoniaAnak, salah satunya melalui vaksinasi. MSD Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi aktif dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dunia dan terutama di Indonesia.
“Kami percaya bahwa dengan meningkatnya kesadaran dan literasi masyarakat mengenai pneumonia dapat mencegah penambahan kasus pneumonia anak di Indonesia, dan dapat mewujudkan Indonesia sehat,” jelas George Stylianou diacara diskusi edukatif bersama media saat ditemui di Sukawesi Room, Hotel Shangrila Jakarta Senin (6/11/2023).
Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi, Prof. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, PhD mengungkapkan Pneumonia merupakan peradangan paru yang terutama disebabkan oleh infeksi kuman. Berbagai bakteri dan virus dapat menyebabkan pneumonia, menurut penelitian dan laporan penyebab utama pneumonia bakteria adalah pneumokokus. Gejala awal pneumonia sulit dibedakan dengan penyakit saluran pernapasan lain seperti batuk, demam, dan sesak napas sehingga seringkali terlewatkan. Berbagai faktor risiko mempengaruhi terjadinya dan beratnya pneumonia, seperti malnutrisi, berat badan lahir rendah, tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, imunisasi tidak lengkap, asap rokok dan polusi udara di dalam dan di luar rumah, perubahan cuaca, cuaca dingin, dan lain sebagainya.
“Untuk itu, Pneumonia perlu dicegah dan mendapatkan penanganan segera. Jika dibiarkan, dampaknya bisa berbahaya hingga menyebabkan kematian. Itulah mengapa, pneumonia disebut sebagai the silent killer bagi anak usia di bawah lima tahun. Penting bagi orang tua untuk mengenali berbagai gejala dan faktor risiko pneumonia yang telah disebutkan,” ungkap Prof. dr. Cissy Kartasasmita.
“Bagi orang tua, sekiranya untuk tidak meremehkan pneumonia pada anak karena dapat berdampak pada pertumbuhan anak untuk jangka panjang. Berbagai langkah pencegahan perlu diterapkan orang tua,” sahut Prof. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi., Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan.
Lima langkah yang perlu dilakukan orang tua untuk #CegahPneumoniaAnak, antara lain:
1. Memberikan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup protein hewani dan nabati;
2. Menghindari anak dari orang yang sedang batuk pilek, polusi asap rokok, kompor, kendaraan, pembakaran sampah, dan debu jalanan;
3. Menjaga sirkulasi udara di rumah;
4. Memakai masker di tempat yang banyak polusi asap dan debu; dan
5. Melengkapi imunisasi sejak bayi, terutama PCV.
Prof. dr. Soedjatmiko menambahkan, pemerintah Indonesia terus berupaya melindungi anak dari pneumonia, Sejak tahun 2022 vaksinasi PCV13 untuk mencegah pneumonia masuk ke dalam Program Imunisasi Nasional, artinya setiap bayi umur 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan bisa mendapat vaksin untuk mencegah pneumonia gratis. Kemajuan teknologi menghasilkan vaksin baru PCV15 dengan perlindungan yang lebih luas karena memberikan perlindungan tambahan untuk dua serotipe yang berbahaya untuk bayi dan anak.
“PCV15 telah teruji secara klinis aman, dan bermanfaat untuk melindungi 15 serotipe pneumokokus yang berbahaya, sehingga telah mendapat izin edar dari Badan POM untuk digunakan di seluruh wilayah Indonesia,” terangnya.
“Oleh karena itu, bagi yang ingin mendapatkan perlindungan yang lebih luas, tidak perlu ragu, segera meminta vaksinasi PCV15 kepada dokter atau dokter spesialis anak di layanan kesehatan swasta,” tambahnya.
Selain mencegah pneumonia, pemberian vaksinasi PCV juga dapat mencegah penyakit lainnya, seperti radang selaput otak (meningitis), infeksi darah (bakteremia) dan radang telinga (otitis) yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus.
Sekedat informasi, melalui edukasi dan intervensi berupa pemberian vaksin PCV lengkap pada anak, diharapkan dapat menghasilkan dampak positif yang menyeluruh dalam upaya melawan Pneumonia. Mari #CegahPneumoniaAnak, untuk membangun generasi Indonesia yang lebih sehat. (FA)