Belum lama ini, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) mengumumkan kemitraan transformasional dengan Re>Pal, perusahaan pelopor solusi palet berkelanjutan, yang bertujuan untuk memajukan komitmennya terhadap praktik bisnis berkelanjutan, mengurangi sampah plastik, dan mengurangi jejak karbon.
Terkait itu, dan sejalan dengan misi utama FFI untuk mendukung Indonesia yang lebih hijau dan selaras, perusahaan ini menginvestasikan 21 Miliar Rupiah untuk inisiatif penting ini. Sebanyak 50.000 palet daur ulang akan dihasilkan dari limbah yang bernilai rendah dan sulit didaur ulang, dimana 20% diantaranya berasal dari multilayer plastik dan sisanya berasal dari kemasan minum karton yang diproduksi oleh FFI dan konsumennya. Nantinya palet ini akan digunakan di pabrik Cikarang, sebagai bagian dari penerapan komitmen green manufacturing.
Kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia, Berend Van Wel, bersama Presiden Direktur PT Re>Pal Internasional Indonesia, Marcus Goldstein, dan disaksikan oleh Presiden FrieslandCampina Asia, Corine Tap, dan Customer Supply Chain Director, Gokhan Tuncer pada Kamis, 23 November 2023.
Saat ini seluruh dunia tengah menghadapi krisis lingkungan yang serius, tidak terkecuali Indonesia. Sepanjang 2022, Indonesia memproduksi sekitar 36 juta ton sampah, dimana 18,1% berasal dari limbah plastik (kedua terbesar setelah limbah makanan) . Sementara hampir 36% atau sekitar 13 juta ton sampah belum terkelola – padahal ada potensi untuk proses penggunaan ulang dan daur ulang, termasuk sebagai bahan dalam industri atau aktivitas ekonomi lainnya.
Berend Van Wel, Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia mengungkapkan komitmen perusahaan untuk masa depan yang berkelanjutan, “Sejalan dengan inisiatif ‘Nourishing a Better Planet’ dari induk perusahaannya yaitu : FrieslandCampina dan visi FFI ‘Nourishing Indonesia to Progress’, FFI berdedikasi untuk memajukan Indonesia yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras.
“Kemitraan kami dengan Re>Pal terkait pemanfaatan palet berkelanjutan yang diproduksi, merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi dan pemanfaatan kembali sampah plastik, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Bersama-sama, kami berupaya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia dan generasi mendatang,” ungkap Berend Van Wel dalam keterangan resminya Minggu (26/11/2023).
Inisiatif ini sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengajak pelaku industri untuk mengembangkan roadmap pengurangan sampah, dengan tujuan mengurangi sampah hingga 30% pada tahun 2029. Pendekatan proaktif FFI dan kerjasama dengan Re>Pal mencerminkan komitmennya dalam mendukung visi pemerintah dan menciptakan Indonesia yang lebih hijau.
Mengomentari kerjasama ini, Marcus Goldstein, PT Re>Pal Internasional Indonesia menyampaikan “Kami sangat bersemangat untuk memulai kemitraan ini dengan PT Frisian Flag Indonesia dalam misi bersama untuk menanggulangi sampah plastik dan mempromosikan praktis bisnis keberlanjutan. Kemitraan ini menunjukkan kekuatan solusi inovatif dan kerjasama industri dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan. Membuat langkah perubahan, dengan menyediakan alternatif ramah lingkungan untuk palet konvensional.”
Kerjasama antara FFI dan Re>Pal diwujudkan melalui produksi dan penggunaan 50.00 palet berkelanjutan yang diproduksi Re>Pal, sebagai solusi inovatif yang ramah lingkungan. Produksi palet melalui proses yang efisien dengan memanfaatkan sejumlah besar sampah bernilai rendah yang sulit didaur ulang, termasuk sampah kemasan saset (multi-layer-plastic) dan kemasan karton (Used Beverage Cartons) sehingga dapat mengurangi timbulan sampah di tempat pembuangan akhir. Palet daur ulang ini akan digunakan di Pabrik FFI di Cikarang, sebagai wujud komitmen besar terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan.
Selain itu, palet ini memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan palet kayu dan palet plastik pada umumnya, serta menggunakan lebih sedikit energi dalam proses pembuatannya dibandingkan dengan jenis palet lain. Palet buatan Re>Pal ini juga melampaui palet konvensional dalam semua indikator penilaian terkait ramah lingkungan – baik ketika digunakan maupun mempertimbangkan daya tahannya, dikarenakan masa pakai yang lebih lama, berat yang lebih ringan, serta emisi yang lebih rendah selama produksi.
Lebih dari itu, FFI telah mengembangkan tata rencana yang komprehensif dalam pengelolaan sampah dan mencapai target bebas karbon pada 2050. Hal ini juga mencakup target keberlanjutan yang besar seperti bebas sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pada tahun 2023, pengurangan energi dan air lebih dari 15% pada tahun 2025, penggunaan energi terbarukan sebesar 40% pada tahun 2025, pengurangan emisi CO2 sebesar 40% pada tahun 2025, dan mencapai Label D untuk keberlanjutan sebelum tahun 2025, termasuk penggunaan kemasan daur ulang dan mengurangi sampah plastik dalam rantai produksinya.
“Inisiatif FFI menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dan upaya untuk memberikan kontribusi positif dalam menanggulangi isu sampah plastik, sekaligus mengurangi jejak karbon di Indonesia,” tutup Berend. (FA)