Baru-baru ini, Soraya Intercine Films mempersembahkan film berjudul “Catatan Harian Menantu Sinting”. Film ini di adopsi berdasarkan novel karya Rosi L. Simamora.
Kabarnya, Sunil soraya, produser dan juga sutradara film Catatan Harian Menantu Sinting sangat serius dalam menggarap film ini. Butuh waktu lebih dari 5 tahun untuk merampungkan cerita ini karena tidak mudah menterjemahkan cerita novel yang diangkat ke dalam suatu visual film dimana setiap inci suatu adegan sangat diperhitungkan.
Bagi Sunil Soraya membuat suatu film harus melihat dari seluruh aspek dan dari hati sehingga menghasilkan suatu maha karya, seperti sebelumnya film 5 cm dan terbukti diterima oleh masyarakat yang ditandai dengan meraih jutaan penonton.
Catatan Harian Menantu Sinting merupakan cerita yang sangat dekat dalam kehidupan kita terutama di masyarakat Batak. Kejelian Sunil Soraya melihat cerita ini membuat semangat menggebu-gebu untuk mengangkatnya ke layar lebar. Dari mulai membedah skenario, pemilihan pemain sampai sutradara pun dilakukan sendiri karena Sunil Soraya tidak ingin melewatkan setiap jengkal dari proses film ini.
Film CATATAN HARIAN MENANTU SINTING akan segera tayang di bioskop kesayangan Anda mulai 18 Juli 2024.
Sinopsis
Aku Minar. Ini cerita cintaku dan Sahat (dan Mamak Mertua). Ditambah latar belakang keluarga besar Batak yang penuh drama. Seru. Ngeselin. Gemesin. Bikin pengen nyakar aspal.
Aku dan Mama Mertua punya kepercayaan berbeda tentang cinta.
Buatku cinta adalah quality time dan komunikasi. Sedangkan buat Mamak Mertua, cinta adalah kehadiran anak laki-laki di tengah pernikahan sebagai penerus marga.
Karena itu, sejak awal pernikahan, Mamak Mertua tidak pernah bosan menagihku untuk memberikan seorang
cucu laki-laki.
Dan karena belum punya cukup uang, terpaksa aku dan Sahat tinggal di rumah Mamak Mertua dan dihadiahi ranjang peninggalan Opungnya Sahat.
Ranjang itu disebut ‘Ranjang Keramat’ oleh Mamak Mertua, karena satu minggu tidur di ranjang itu dia langsung hamil Monang, anak pertamanya.
Aku punya sebuah agenda. Aku mau mengajak Sahat keluar dari rumah Mamak Mertua. Aku mau memiliki
rumah sendiri, tanpa campur tangan Mamak Mertua. Tapi, apa mungkin Mamak Mertua mengijinkan aku dan Sahat keluar dari rumahnya sebelum kami memberikan Mamak Mertua seorang cucu laki-laki?. (FA)
Comment