Baru-baru ini, Klinik Utama Mata JEC Anwari @ Purwokerto meluncurkan gebrakan terbaru: Layanan Vitreoretina. Sentra khusus untuk penanganan gangguan pada vitreoretina mata ini menawarkan pemeriksaan, tindakan dan pemeriksaan paling komprehensif di wilayah Purwokerto dan Banyumas, serta Jawa Tengah bagian selatan.
Mengiringi peluncuran, JEC Anwari @ Purwokerto juga menjalankan “Bakti Sosial Operasi Vitreoretina” berupa pemberian tindakan operasi menggunakan teknik TSV secara gratis. Aksi sosial pertama di Indonesia untuk penanganan gangguan pada vitreoretina ini menyasar kalangan yang kurang mampu.
Terdiri atas vitreous (gel transparan di dalam bola mata) dan retina (lapisan tipis di bagian belakang bola mata), vitreoretina berfungsi memastikan cahaya yang masuk mata mencukupi, untuk kemudian mengubahnya menjadi informasi visual yang dapat dipahami otak. Terjadinya gangguan pada vitreoretina jelas berdampak pada fungsi penglihatan; mulai pandangan kabur atau terdistorsi, munculnya titik-titik gelap melayang (floaters) atau kilatan cahaya, kehilangan pandangan sebagian, sampai kebutaan!
“Gejala gangguan pada vitreoretina sering kali tidak jelas, bahkan tanpa rasa sakit. Karena itu, banyak penyandangnya tak sadar bahwa matanya bermasalah hingga kerusakan yang lebih signifikan terjadi. Bukan saja fungsi penglihatan terdampak, tetapi juga mempengaruhi aktivitas sehari-hari, produktivitas terganggu sampai tekanan mental sehingga kualitas hidup menurun. Dengan hadirnya Layanan Vitreoretina di Klinik Utama Mata JEC Anwari @ Purwokerto, kami berharap masyarakat di Purwokerto dan Banyumas, serta umumnya di kawasan Jawa Tengah bagian selatan, semakin mudah untuk mengakses fasilitas kesehatan mata yang komprehensif dan terkini,” papar Direktur Utama PT Mitra Anwari yang membawahi Klinik Utama Mata JEC Anwari @ Purwokerto dr. Anas Anwari, SpM. dalam keterangan tertulisnya Minggu (8/12/2024).
Urgensi kehadiran Layanan Vitreoretina di JEC Anwari @ Purwokerto semakin relevan dengan situasi umum kesehatan masyarakat. Terlebih mengingat hipertensi dan diabetes melitus (DM) merupakan faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang individu terserang gangguan pada vitreoretina. Di Indonesia, jumlah penderita kedua penyakit degeneratif tersebut mencapai 70 juta (untuk hipertensi) dan 19,47 juta (DM). Selain keduanya, faktor risiko gangguan pada vitreoretina lainnya termasuk trauma/cedera mata, penuaan, infeksi, dan kelainan genetik.
Salah satu gangguan pada vitreoretina, yakni Retinopati Diabetika (RD) merupakan penyebab kebutaan utama pada pasien berusia 20-64 tahun di seluruh dunia. WHO menyatakan RD sebagai pemicu kebutaan pada 4,8 persen dari seluruh 39 juta penderita buta di dunia. Angka ini diprediksi akan meningkat secara cepat seiring dengan makin banyaknya penderita DM. Prevalensi RD pada penderita DM mencapai 34,6 persen.
Selain RD, gangguan pada vitreoretina lainnya mencakup ablasio retina (angka kejadian secara global berkisar 6,3–18,2 kasus per 100.000 penduduk per tahun), degenerasi makula (prevalensinya 8,7 persen di seluruh dunia), lubang makula, perdarahan vitreus, dan epiretinal membrane.
Di jaringan rumah sakit dan klinik utama mata JEC Eye Hospitals and Clinics, selama 3 tahun terakhir (2021-2023), telah menangani lebih dari 10.000 tindakan operasi terkait gangguan vitreoretina; dengan retinopati diabetika dan ablasio retina menjadi jenis yang paling banyak ditangani.
“Pola makan sehat, olahraga teratur, dan menghindari merokok adalah beberapa langkah non-medis yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan area vitreoretina mata. Mendukung itu, pemeriksaan secara rutin mesti dijalankan! Layanan Vitreoretina di JEC Anwari @ Purwokerto diperkuat para dokter spesialis mata yang profesional, staf terampil, serta sarana kesehatan mata yang lengkap dan modern. Lebih dari itu, kami juga diperkaya pengalaman jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics yang telah lebih dari 40 tahun memberikan pelayanan kesehatan mata yang tepercaya di Tanah Air,” imbuh dr. Anas Anwari, SpM.
Diperkuat 36 dokter mata dengan subspesialis vitreoretina di seluruh jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics, Layanan Vitreoretina JEC Anwari @ Purwokerto menghadirkan teknologi modern terkomplet, seperti Optical Coherence Tomography/OCT (teknik pencitraan non-invasif untuk mendapatkan gambar beresolusi tinggi dari struktur internal mata), fundus camera (perangkat untuk mengambil gambar bagian dalam mata), endolaser (tindakan laser untuk menghentikan pendarahan akibat sobekan retina), dan mesin vitrektomi (perangkat bedah mikroskopis untuk melakukan prosedur vitrektomi).
Sementara, sejumlah prosedur medis untuk penanganan gangguan pada vitreoretina di JEC Anwari @ Purwokerto antara lain: injeksi Retina untuk kasus Retinopati Diabetika dan Degenerasi Makula (menyuntikkan obat langsung ke dalam rongga vitreous mata), operasi vitrektomi, dan terapi laser retina.
“Tak hanya bertekad menyediakan layanan yang komprehensif, JEC Eye Hospitals and Clinics juga terus aktif mengoptimalkan penglihatan dan kualitas hidup masyarakat, terutama kalangan membutuhkan. Visi besar tersebut yang menguatkan JEC Anwari @ Purwokerto untuk melahirkan inisiatif baru ‘Bakti Sosial Operasi Vitreoretina’ sekaligus sebagai bentuk kepedulian kami untuk berpartisipasi mengatasi situasi gangguan penglihatan di Indonesia, khususnya bagi masyarakat kurang mampu di wilayah Jawa Tengah bagian selatan,” ungkap Ketua Bakti Sosial Operasi Vitreoretina dan Kepala Klinik Utama Mata JEC Anwari @ Purwokerto, Dr. Kukuh Prasetyo, SpM, ChM.
Implementasi perdana “Bakti Sosial Operasi Vitreoretina” dijadwalkan berlangsung pada 7 Desember 2024. Operasi vitreoretina dengan teknik Transconjunctival Sutureless Vitrectomy (TSV) merupakan tindakan bedah modern dengan insisi minimal dengan waktu pemulihan lebih cepat dan tanpa jahitan. Lima orang penerima manfaat berasal dari Banyumas dan Purwokerto. Seluruh peserta penerima manfaat “Bakti Sosial Operasi Vitreoretina” telah menjalani proses skrining oleh tim dokter ahli dari Layanan Vitreoretina di Klinik Utama Mata JEC Anwari @ Purwokerto. Nantinya, mereka juga akan mendapatkan prosedur pascaoperasi yang komprehensif hingga mereka dinyatakan pulih sepenuhnya.(FA)
Comment