by

Galeri Indonesia Kaya Hadirkan Ruang Ekspresi Lintas Generasi dalam Harmoni Musik dan Cerita

Sepanjang bulan April, Galeri Indonesia Kaya mengangkat tema “Perempuan” sebagai bentuk penghormatan atas peran penting perempuan dalam seni dan budaya, sekaligus memperingati Hari Kartini. Hari ini, penikmat seni di Auditorium Galeri Indonesia Kaya disuguhkan pertunjukan bertajuk “Suara Wanita: Karya & Cerita” oleh Ivan Tangkulung Ensemble. Pertunjukan ini menjadi bagian dari perayaan emansipasi dan keberagaman suara perempuan Indonesia, menampilkan lima penyanyi lintas generasi seperti Amira Karin, Louise Monique, Pepita Salim, Sita Nursanti, dan Ubiet Raseuki yang menyatukan narasi dan karya dalam balutan musik intim nan bermakna.

“Sebagai bagian dari perayaan makna dan peran perempuan di bulan istimewa ini, kami dengan bangga mempersembahkan pertunjukan Suara Wanita yang adalah lebih dari sekadar pertunjukan musik ini adalah ruang di mana para perempuan menyampaikan kisah hidup mereka, menyalurkan emosi, dan mengekspresikan identitas melalui harmoni yang mewakili lintas generasi serta akar budaya yang kaya. Kami percaya, ketika suara-suara ini disatukan dalam sebuah panggung, bukan hanya seni yang dihadirkan, tetapi juga cermin dari keberagaman dan kekuatan perempuan Indonesia. Semoga pertunjukan sore hari ini dapat dinikmati para penikmat seni dan menambah inspirasi generasi muda untuk terus menyebarkan semangat budaya Indonesia melalui karya dan cerita mereka,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya saat ditemui di Mall Grand Indonesia Jakarta Sabtu (26/4/2025).

Selama kurang lebih 60 menit, penikmat seni diajak menyelami ragam narasi musikal yang ditata secara apik oleh Ivan Tangkulung melalui aransemen ulang yang menyatukan berbagai gaya dan generasi. Lima penyanyi perempuan lintas generasi tampil dengan karakter dan cerita yang khas: Amira Karin menyuarakan keresahan dan harapan generasi muda lewat karya orisinalnya berjudul Berlalu dan Pelan Pelan; Louise Monique mengajak penonton bernostalgia ke era romantisme Indonesia tahun 1950-an dengan lagu Tukang Solder (Cipt. Amin Usman); Pepita Salim menerjemahkan musikal Broadway ke dalam sentuhan puitis dan akrab khas Indonesia; Sita Nursanti membangkitkan nuansa dekade 80–90-an dengan kekuatan vokal dan ekspresi teatrikalnya melalui lagu Maafkan (Cipt. Cecep AS); sementara Ubiet Raseuki menutup perjalanan musikal ini dengan eksplorasi bunyi etnik yang menyambungkan akar tradisi dengan semangat kontemporer yang menggugah melalui lagu orisinalnya yang berjudul Mata Timur.

“Senang sekali pada hari ini kami dapat tampil di hadapan para penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya. Kami berharap para penikmat seni dapat merasakan kekuatan narasi yang dibawa oleh para seniman lintas generasi ini. Karena bagi kami, setiap lagu bukan sekadar nyanyian, melainkan potongan kisah hidup, potret identitas, dan gema dari mimpi yang pernah, sedang, atau akan diperjuangkan oleh banyak perempuan di luar sana,” ungkap Ivan Tangkulung, penggubah musik sekaligus pengarah artistik pertunjukan Suara Wanita.

Ivan Tangkulung adalah seorang komponis, direktur musik, dan pianis serba bisa yang dikenal melalui pendekatan lintas genre dalam setiap karyanya. Musik yang diciptakan merupakan perpaduan beragam tradisi, mulai dari musik kontemporer, klasik, jazz, hingga elemen musik tradisional Indonesia, menciptakan identitas musikal yang khas dan kaya nuansa. Karya-karyanya yang telah dikenal luas antara lain Musikal Keluarga Cemara (2024), Serial Musikal Payung Fantasi (2022), dan Serial Musikal Siti Nurbaya (2021), yang seluruhnya merupakan hasil kolaborasi bersama Indonesia Kaya dalam menghadirkan pertunjukan musikal yang mengangkat cerita-cerita Indonesia dengan pendekatan segar dan relevan bagi penonton masa kini. (FA)