Melanjutkan kolaborasi Grab Indonesia dan OVO dengan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia dalam program akselerasi digital #KotaMasaDepan (Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan), Kota Pontianak menjadi kota potensial ke-15 dalam rangkaian program Kota Masa Depan. Dalam periode ke-tujuh ini, penyelenggaraan program #KotaMasaDepan di Pontianak juga berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Digital, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, dan Pemerintah Kota Pontianak untuk memberikan pendampingan digitalisasi serta dukungan pengembangan usaha bagi UMKM melalui rangkaian aktivitas pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia, Maman Abdurrahman mangatakan, digitalisasi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Digitalisasi menjadi kunci peningkatan daya saing UMKM di era sekarang. Maka dari itu, Pemerintah terus mendorong adopsi teknologi oleh UMKM salah satunya dengan mengadakan berbagai macam pelatihan yang bertujuan memfasilitasi UMKM agar terintegrasi dalam ekosistem digital dan mampu mengoptimalkan fitur marketplace untuk meningkatkan penjualan.
“Semoga dengan semakin banyaknya dukungan terhadap UMKM seperti program ini dapat menguatkan ekonomi akar rumput, karena UMKM menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja,” ujar Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia, Maman Abdurrahman dalam keterangan tertulisnya Rabu (4/6/2025)
Dengan tema “Berani Digital”, program #KotaMasaDepan di Pontianak berhasil menjaring ratusan UMKM binaan dari Dinas Koperasi Pontianak. Dari jumlah tersebut, sejumlah UMKM telah mengikuti pelatihan online pada 23 Mei 2025 untuk belajar mengembangkan usahanya di ekosistem digital. Selama program berlangsung, para UMKM peserta akan mendapatkan berbagai bentuk dukungan, seperti bantuan pengurusan sertifikat Halal, pelatihan digital secara daring, serta sesi peningkatan kapasitas dan berbagi pengalaman secara langsung (luring).
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun oleh Dinas Koperasi UKM Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2024, jumlah usaha di Kota Pontianak mencapai 4.056 jenis usaha yang terdiri dari usaha mikro, kecil, dan menengah.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyampaikan, “Digitalisasi tidak bisa kita hindari dari setiap aktivitas kita, maka dari itu penting adanya digitalisasi UMKM. Sejak pandemi, kota Pontianak sudah beralih ke digital, termasuk di pasar-pasar, sehingga masyarakat di Pontianak sangat maju dan melek digital, tidak kalah dengan anak muda di kota-kota maju lainnya. Di Pontianak, Pemerintah terus mendukung para UMKM dengan menyiapkan materialnya termasuk peralatannya, salah satunya pada tahun ini membangun rumah kemasan gratis untuk pemula UMKM. Kami berharap, melalui program akselerasi digital untuk para UMKM seperti ini, dapat membantu para UMKM untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produknya. Program seperti ini juga terutama membantu Kementerian UMKM dalam meningkatkan UMKM sebagai fondasi dasar perekonomian Indonesia Ini bisa terwujud. Kita sadari UMKM ini sudah terbukti menopang ekonomi kita.”
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengatakan Grab Indonesia dan OVO berkomitmen untuk menjadi mitra pertumbuhan dan terus mendukung percepatan inklusi digital dan keuangan di berbagai daerah. Melalui program Kota Masa Depan, kami ingin memberikan pendampingan yang tepat bagi pengusaha UMKM, agar mereka tidak hanya bertahan tetapi juga tumbuh di tengah perubahan zaman.
“Di kota seperti Pontianak, kami melihat potensi besar dari para pengusaha UMKM lokal, dan kami percaya bahwa dengan akses pada teknologi, pelatihan, serta jaringan ekosistem Grab, UMKM bisa semakin naik kelas,” ucap Neneng Goenadi.
“Kontribusi Grab di Indonesia dalam hal mendorong pengusaha UMKM untuk naik kelas juga dapat dilihat dari terciptanya 2,3 juta peluang kerja lewat digitalisasi UMKM di platform Grab (2020-2024). Kemudian, Grab juga mendorong lahirnya wirausahawan baru, yaitu 1 dari 5 Mitra Merchant adalah Generasi Z, yang memulai bisnis pertama mereka melalui Grab,” tutup Neneng. (FA)