Air merupakan salah satu kebutuhan penting yang tak dapat terpisahhkan dari makhluk hidup, terutama manusia.
Melihat kondisi tersebut, The Coca-Cola Foundation (lembaga filantropi internasional The Coca-Cola Company) telah memberikan pendanaan sebesar lebih dari Rp 3,2 Miliar kepada Yayasan FIELD untuk inisiatif Sumur Resapan di wilayah Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Dalam program ini, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) melakukan pemantauan terhadap pembangunan proses pembangunan sumur resapan di lapangan bersama dengan Yayasan FIELD.
Wilayah Jatiluhur adalah daerah resapan air hujan, yang saat ini mengalami penurunan debit mata air pada tanah. Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan tata guna lahan di wilayah tersebut. Untuk itu, dana dari The Coca-Cola Foundation (TCCF) telah dipergunakan untuk membangun sejumlah 854 sumur resapan yang dinamai program “Menabung Air di Sumur Resapan”.
Saadia Madsbjerg, President of The Coca-Cola Foundation, mengatakan perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan dapat mengakibatkan terbatasnya ketersediaan air serta menyebabkan penurunan debit air di daerah yang terdampak. The Coca-Cola Foundation sangat bangga dapat mendukung pembangunan sumur resapan bersama Yayasan FIELD di delapan desa yang berada di wilayah resapan air hujan di Jatiluhur.
“Solusi ini merupakan bagian dalam upaya mempertahankan kelestarian lingkungan serta untuk mendukung akses air bagi masyarakat setempat yang membutuhkan,” tutur Saadia Madsbjerg diacara Meet Up dengan Media yang disiarkan secara daring Selasa (29/3/2022).
“Kami memiliki rekam jejak yang panjang dalam mendukung kemitraan terhadap inisiatif konservasi air di Indonesia. Melalui program “Menabung Air Hujan di Sumur Resapan”, masyarakat dapat menabung air selama musim hujan dan memanen hasilnya dalam waktu yang relatif singkat, serta menjamin ketersediaan akses air bagi masyarakat penerima program dan kelestarian lingkungan,” imbuh Ketua Pelaksana CCFI, Triyono Prijosoesilo.
Kedelapan lokasi desa tersebut meliputi Desa Tajursindang, Desa Sindanglaya, Desa Panyindangan, Desa Batutumpang, Desa Tegalwaru, Desa Tegalsari, Desa Sukahaji dan Desa Warungjeruk yang merupakan wilayah resapan air di Jatiluhur. Pembangunan sumur resapan telah berjalan dari tahun 2021 dan selesai pada bulan Maret 2022. Selama proses pembangunan sumur resapan telah berdampak kepada 6.800 jiwa. Sumur-sumur resapan yang dibangun telah dirasakan manfaatnya dalam pengendalian banjir lokal dan juga memperbaiki ketersediaan air di desa-desa sekitar pembangunan sumur resapan.
Sekretaris Kabupaten Purwakarta, H. Iyus Permana, menyampaikan “Program Sumur Resapan ini sangat penting serta dibutuhkan oleh warga Kecamatan Tegalwaru dan Sukatani, dimana setiap musim kemarau mereka selalu rentan mengalami kekeringan. Dengan adanya program ini, kami berharap masalah kekeringan dapat berkurang dan teratasi.”
Direktur Eksekutif Yayasan FIELD, Heru Setyoko lebih lanjut menjelaskan teknologi Sumur Resapan cocok untuk dibangun di delapan desa di sekitar Jatiluhur. Sumur resapan merupakan teknologi yang mudah dan murah, namun cukup efektif dan efisien dalam menanggulangi krisis air. “Dengan sumur resapan inilah air dapat tertampung, tertahan dan meresapkan aliran air atau air hujan ke lapisan tanah (akuifer). Berdasarkan penelitian, program Sumur Resapan dapat meningkatkan jumlah debit air tanah sebesar 30% dalam waktu 1-2 tahun.”
Pembangunan sumur resapan ini tidak hanya akan berdampak pada meningkatnya debit air di wilayah Jatiluhur, akan tetapi juga dapat menyelesaikan permasalahan sosial dan ekonomi pada warga sekitar, mengingat peningkatan debit air yang signifikan dapat berpengaruh pada sumber air untuk pertanian yang merupakan salah satu mata pencaharian terbesar bagi penduduk setempat.
Program Sumur Resapan tidak terlepas dari dukungan dan keterlibatan aktif dari masyarakat sebagai salah satu faktor pendukung keberlanjutan dari program. Lahan yang digunakan untuk membangun sumur-sumur resapan merupakan sumbangan dari masyarakat setempat. Selain itu, program ini juga telah memfasilitasi Sekolah Lapangan Sumur Resapan dimana terdapat 16 orang pemandu/ fasilitator yang memberikan pelatihan kepada 200 masyarakat sekitar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka terkait pemeliharaan serta perawatan sumur resapan dan konservasi sumber daya air.
“Kami memiliki rekam jejak yang panjang dalam mendukung kemitraan terhadap inisiatif konservasi air di Indonesia. Melalui program “Menabung Air Hujan di Sumur Resapan”, masyarakat dapat menabung air selama musim hujan dan memanen hasilnya dalam waktu yang relatif singkat, serta menjamin ketersediaan akses air bagi masyarakat penerima program dan kelestarian lingkungan,” ujar Ketua Pelaksana CCFI, Triyono Prijosoesilo.
Saat ini, Program Konservasi Air melalui inisiatif menabung air hujan telah membangun sebanyak 5.052 sumur resapan di berbagai kawasan tangkapan air yang tersebar di berbagai daerah di wilayah Jawa dan Sumatera.
Comment