Isu perubahan iklim juga turut dirasakan di wilayah kepulauan Bali, Indonesia. Saat ini, setidaknya terdapat tiga kendala teknis yang sedang dihadapi oleh pulau Dewata ini, yaitu penurunan muka air tanah disusul intrusi air laut ke lapisan akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air), polusi air permukaan, serta dampak perubahan tata guna lahan juga semakin dirasakan. Sehingga, pada musim hujan banyak wilayah yang mengalami banjir dan juga sebaliknya, pada musim kemarau banyak wilayah yang mengalami kekurangan air. Jika situasi ini tidak segera diatasi, maka wilayah provinsi Bali yang terkenal sebagai daerah pariwisata internasional dapat berpotensi mengalami krisis air berkepanjangan.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pada tahun 2022, JANMA (sebuah organisasi nirlaba berdomisili di Bali) menerima bantuan dari The Coca-Cola Foundation (TCCF) sebesar 141.411 dolar Amerika untuk melaksanakan program “Menabung Air Hujan Melalui Sumur Resapan untuk Konservasi Air di Badung, Bali” yang telah berlangsung dari bulan Desember 2021 hingga bulan Desember 2022 dengan membangun total 425 unit sumur resapan di Desa Sembung, Desa Kuwum dan Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, serta Desa Getasan, Kecamatan Petang.
Menabung air hujan melalui sumur resapan merupakan solusi sederhana yang efektif untuk meningkatkan resapan air, menjaga ketersediaan air baku, penyediaan air bersih, mengurangi banjir lokal, serta meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam mengatasi dampak perubahan iklim dan dampak perubahan tata guna lahan.
Koordinator Program JANMA I Gde Suarja mengatakan program yang pertama kali dilakukan oleh JANMA, membuat sumur resapan secara masif untuk konservasi air tanah dengan menabung air hujan di sumur resapan tersebut. Pembuatan sumur resapan yang masif tersebut juga merupakan yang pertama kali di wilayah Bali dan kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari masyarakat untuk membangun sumur resapan di lahan-lahan mereka.
“Setidaknya dalam setiap kali hujan, 8 meter kubik sumur resapan yang ada pada lahan warga di desa-desa yang membangun sumur resapan menampung air hujan dari sekitarnya untuk diresapkan ke dalam tanah, sehingga air hujan tidak mengalir ke jalan, selokan ataupun halaman tetangga,” kata I Gde Suarja dalam ketetangan tertulisnya Sabtu (11/2/2023).
“Selama musim hujan ini pekarangan rumah kami sudah tidak banjir. Air hujan yang berasal dari rumah kita dan aliran dari tetangga tertampung di sumur resapan. Sebelum ada sumur resapan, tiap musim hujan di pekarangan kami seperti kolam dan bahkan kadang air masuk ke dalam rumah,” sahut Nyoman Dina Astawa, warga Desa Sembung, Kecamatan Mengwi.
Kepala Desa Getasan, Kecamatan Petang Wayan Suandi, SPt, menyampaikan bahwa pembangunan sumur resapan ini sangat sesuai dengan kondisi wilayah di Desa Getasan, yang juga sering mengalami genangan air di beberapa titik bahkan terkadang sampai banjir ketika musim hujan terjadi. Adanya dukungan pembangunan Sumur Resapan oleh JANMA kepada masyarakat di lingkungan Desa Getasan tentunya akan dapat membantu menanggulangi masalah ini.
“Terima kasih kepada JANMA dan The Coca-Cola Foundation yang telah membantu pembangunan Sumur Resapan bagi warga Desa Getasan. Kedepannya, diharapkan dapat mengurangi terjadinya genangan air di halaman rumah warga maupun tempat umum dan mengurangi pembuangan air ke luar rumah (selokan/jalan), karena air hujan sudah bisa dialirkan ke dalam sumur resapan”, ujar Wayan Suandi.
“Agar fungsi sumur resapan berjalan terus-menerus maka seluruh pemilik lahan yang dibangun sumur resapan juga dilatih bagaimana merawat sumur resapan. Dengan perawatan, maka umur pakai dan efektivitas sumur resapan tinggi. Kami berharap akan semakin banyak pihak membangun sumur resapan agar Bali tidak kehabisan air tana,” tutup I Gde Suarja. (FA)
Comment