Dewasa ini, masyarakat semakin mengandalkan perangkat cerdas dalam kehidupan sehari-hari. Perangkat cerdas harus mampu menghadirkan user experience yang cepat dan berguna. Meskipun smartphone sudah menjadi aspek penting dalam kehidupan masyarakat di tahun 2022 ini, memastikan performa perangkat yang optimal masih menjadi salah satu tantangan terbesar dalam industri smartphone.
Selama sepuluh tahun terakhir, smartphone memiliki jumlah RAM dan ROM yang semakin besar dan mampu membuka berbagai app dengan lebih cepat. Sayangnya, masih banyak smartphone yang cenderung mengalami overheating dan mengonsumsi daya baterai yang tinggi. Apabila hardware smartphone sudah mumpuni, mengapa masih ada permasalahan mendasar seperti ini?
Hardware mumpuni akan menghasilkan performa maksimal apabila digunakan dengan benar
Persaingan industri smartphone semakin ketat dalam beberapa tahun terakhir. Produsen smartphone kini berlomba-lomba untuk menghadirkan hardware dengan performa yang paling kuat. Hal ini membuat para analis industri dan pengguna smartphone bertanya-tanya: apakah produsen smartphone perlu mengembangkan hardware dengan performa yang terlalu berlebihan? OPPO meyakini bahwa solusinya adalah memastikan performa hardware dapat dimaksimalkan secara efisien dan sesuai dengan kebutuhan.
Saat menerapkan hardware berkekuatan tinggi dalam smartphone, biasanya para pengembang melakukan dua kesalahan yang umum. Kesalahan pertama adalah terjadinya overallocation , di mana hardware menerapkan computing resources untuk hal-hal yang tidak perlu sehingga dapat meningkatkan konsumsi daya secara berlebihan dan menjadikan perangkat lebih panas. Dua smartphone dengan chipset yang sama dapat memiliki tingkat konsumsi daya yang berbeda karena satu perangkat lebih efisien dalam hal resource allocation and resource scheduling dibandingkan dengan yang lainnya.
Kesalahan kedua adalah terjadinya memory scheduling conflicts yang dapat menyebabkan ponsel menjadi lambat atau macet. Hal ini dapat terjadi saat pengguna melakukan multitasking dan beralih dari satu app ke app lainnya, di mana computing resources yang semula diterapkan pada app pertama membutuhkan waktu untuk berpindah ke app kedua.
Untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa hardware dalam perangkat cerdas dapat berfungsi dengan maksimal, OPPO telah mengembangkan Dynamic Computing Engine, sebuah system-level computing hub yang diterapkan dalam sistem operasi ColorOS 13 terbarunya.
The Dynamic Computing Engine: system-level computing hub untuk ColorOS, inovasi dari OPPO
Dynamic Computing Engine dalam ColorOS menggunakan Computing Power Model untuk melakukan hardware resource scheduling yang lebih efektif dan akurat. Dengan mengoptimalkan empat teknologi komputasi (Parallel Computing, High-Performance Computing, Device-Cloud Collaborative Computing, dan Intelligent Computing), Dynamic Computing Engine membantu memberikan pengalaman pengguna yang lebih mulus, stabil, dan lebih tahan lama saat menggunakan perangkat OPPO.
Dynamic Computing Engine
Dynamic Computing Engine adalah platform teknologi yang dikembangkan menggabungkan hardware dan software untuk menghadirkan performa dan efisiensi yang maksimal. Untuk engine edisi pertama pada ColorOS 13 ini, Computing Power Model dan Parallel Computing Engine telah diterapkan sehingga dapat membantu mengatasi masalah terkait dengan resource allocation dan memory scheduling conflict.
Computing Power Model: menyeimbangkan performa berkekuatan tinggi dan konsumsi daya rendah.
Saat menerapkan strategi untuk memastikan computing resource scheduling yang lebih efisien, pengembang seringkali tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang chip microarchitecture sehingga tidak mampu menyeimbangkan performa berkekuatan tinggi dengan efisiensi daya.
Untuk mengatasi masalah ini, para pengembang ColorOS melakukan pengujian selama tiga tahun untuk menemukan metode terbaik dalam computing resources sehingga dapat mencapai keseimbangan optimal antara performa berkekuatan tinggi dan konsumsi daya rendah. Setelah analisis dan pengujian berbagai data, tim pengembang berhasil mengembangkan Computing Power Model yang mampu melakukan instruction-level resource scheduling dalam CPU, GPU, dan DDR dengan lebih efisien.
Dynamic Computing Engine -Computing Power Model
Dengan dukungan Computing Power Model, saat perangkat menjalankan program game atau membuka kamera, CPU hanya perlu berperan sebagai “asisten” dan tidak perlu melakukan resource allocation untuk menjalankan fungsi tersebut. Hal ini dapat menghindari resource allocation berlebihan sehingga tidak perlu lagi berulang kali menguji efisiensi resource allocation. Hal ini juga dapat mengurangi konsumsi daya dan memperpanjang masa pakai baterai.
Data dari OPPO Find X5 Pro menunjukkan bahwa Computing Power Model dapat meningkatkan efisiensi daya secara signifikan. Menurut data dari OPPO Lab, setelah di-upgrade ke ColorOS 13, perangkat Find X5 Pro dapat digunakan untuk berkomunikasi melalui WhatsApp selama 19 jam, bermain PUBG selama 9 jam, menonton video YouTube selama 22 jam, atau melakukan panggilan video melalui WhatsApp selama 8 jam. Hasil simulasi ini juga menunjukkan bahwa masa pakai baterai Find X5 Pro dapat mencapai rata-rata 34 jam dalam frekuensi penggunaan normal.
Parallel Computing: menghadirkan performa yang mulus saat menjalankan program yang berat dan melakukan multitasking
Sama seperti instruction-level resource scheduling yang dapat menyeimbangkan performa perangkat dan konsumsi daya, parallel computing juga sebuah teknologi yang penting dalam mengatasi memory allocation conflict.
Android menggunakan sistem serial memory allocation yang diterapkan pada app pertama yang dibuka oleh pengguna. Namun, mengingat kompleksitas berbagai app smartphone, sistem ini memiliki kelemahan yang signifikan. Misalnya, saat pengguna beralih dari satu app ke app lainnya yang memerlukan memory yang besar, perangkat akan melambat (lag) atau bahkan macet (freeze) karena sudah terlalu banyak memory yang dialokasikan untuk mengoperasikan app yang pertama kali dibuka. Sementara itu, sistem tidak mampu mengalokasikan memory untuk membuka app lainnya dalam waktu singkat. Fenomena ini merupakan masalah umum yang sering dialami oleh para pengguna smartphone dan belum ada solusinya. Terjadinya lag atau freeze diakibatkan oleh lock contention. Saat mengembangkan ColorOS, OPPO menemukan bahwa sebanyak 30% kasus lag atau freeze pada smartphone disebabkan oleh lock contention.
Untuk menyiasati masalah ini, ColorOS menerapkan desain mikrokernel canggih yang mampu melakukan memory allocation dan memory reclaim secara paralel sehingga app yang berat tidak perlu “mengantri” untuk mendapatkan memory. Dengan membagi locked memory menjadi berapa blok yang berukuran kecil, CPU thread akan mampu melakukan memory allocation lebih cepat sehingga dapat mengurangi lag saat beralih dari satu app ke app lainnya. Solusi ini sangatlah penting untuk menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih seamless saat mengopeasikan ColorOS, terutama bagi pengguna yang sering melakukan multitasking dan membuka serta menjalankan beberapa app yang bebeda pada saat yang sama.
ColorOS 13 hadirkan pengalaman mulus bahkan saat multitasking dan membuka app yang berat
Performa mumpuni dalam ColorOS 13
Berkat teknologi Dynamic Computing Engine, ColorOS 13 mampu menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih cepat dan cerdas.
Dalam hal produktivitas, ColorOS 13 memiliki fitur Multi-Screen Connect yang sudah di-upgrade sehingga mampu menghubungkan smartphone dengan tablet OPPO Pad Air ataupun komputer. Dilengkapi dengan OPPO Share, Multi-Screen Connect juga memungkinkan pengguna untuk memindahkan file dari satu perangkat ke yang lainnya dengan lebih cepat dan mudah, baik memindahkan file dari smartphone ke tablet ataupun ke komputer tanpa menggunakan internet. Pengguna dapat memindahkan berbagai jenis file dan dokumen sehingga pengguna dapat leluasa menggunakan berbagai perangkat yang terhubung sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam hal pengalaman interaktif, Quantum Animation Engine dalam ColorOS meningkatkan realisme tampilan animasi dengan menghadirkan detil tambahan dan gerakan fisik canggih sehingga mengoperasikan interface ColorOS seolah mencerminkan hukum fisika. Setelah melakukan penelitian mendalam dan menerima masukan pengguna, tim pengembang ColorOS telah mengoptimalkan 61 efek animasi dalam interface ColorOS dan menghadirkan Behavioral Prediction dalam Quantum Animation Engine. Behavioral Prediction ini dapat mengenali dan memprediksi input dari pengguna saat mengoperasikan perangkat. Misalnya, saat pengguna membuka suatu app dan ingin segera membuka halaman kedua pada homescreen, biasanya pengguna harus menggeser layar ke atas dari bagian bawah layar dan menunggu hingga layar homescreen muncul untuk menggeser ke halaman kedua. Tetapi jika pengguna menggeser ke kanan setelah menggeser ke atas, sistem ColorOS 13 akan mengetahui tujuan akhirnya adalah untuk sampai ke halaman kedua homescreen dan akan membawa pengguna langsung ke sana. Hal ini mencegah konflik antara dua gerakan animasi dan memberi pengguna interaksi yang lebih halus dan intuitif.
ColorOS 12 Vs. ColorOS 13
ColorOS 12 dan ColorOS 13
ColorOS 13 menghadirkan fitur baru yaitu LTPO 2.0 yang dapat mengurangi konsumsi daya dengan mengintegrasikan hardware dan software. LTPO 2.0 dapat mengurangi refresh rate pada Always-On Display menjadi 1Hz untuk mengurangi konsumsi daya hingga 30% saat menggunakan app tertentu. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan pengaturan Always-On Display tanpa perlu mengkhawatirkan masa pakai baterai. ColorOS 13 juga menghadirkan Insight Always-On Display yang dapat membantu pengguna untuk memantau penggunaan smartphone harian atau menampilkan avatar Bitmoji digital untuk mengekspersikan diri sendiri. Selain itu, Always-On Display juga dapat digunakan untuk memainkan musik dalam app Spotify atau menampilkan informasi saat melakukan pemesanan makanan secara online saat menggunakan app seperti Swiggy dan Zomato tanpa membuka kunci layar.
Dalam hal privasi dan keamanan, ColorOS 13 memiliki fitur Auto Pixelate yang menerapkan device-side algorithm untuk mengaburkan foto profil dan nama pengguna dan lawan bicara secara otomatis saat menangkap screenshot dalam app berkirim pesan. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menangkap screenshot tanpa perlu mengkhawatirkan keamanan privasi diri sendiri maupun lawan bicara. ColorOS 13 juga meghadirkan fitur Private Safe yang sudah diperbarui dan menggunakan enkripsi file AES sehingga pengguna dapat menyimpan berbagai file dan dokumen dalam perangkat dengan aman dan privasi yang terjaga.
[4/10 13.04] Fahrul Anwar: OPPO akan terus mengembangkan Dynamic Computing Engine dalam rilis ColorOS selanjutnya untuk menghadirkan fitur dan konten baru lainnya, seperti High-Performance Computing, Device-Cloud Collaborative Computing, dan Intelligent Computing yang memungkinkan pengalaman pengguna yang lebih cepat dan cerdas. (FA)