Saat ini raksasa teknologi teratas seperti Facebook, Google dan lain- lain menempatkan kecerdasan uatan Artifical Intellegent (AI) hampir dalam semua aspek yang menunjukkan teknologi AI akan menjadi teknologi masa depan. Adapun, salah satu bentuk teknologi Ai yang popular saat ini adalah Generative AI.
“Generative AI adalah jenis AI yang dapat menghasilkan karya digital baru, baik itu dalam bentuk teks, foto, musik, sampai video. Ciri utama Generative AI adalah kemampuannya menerjemahkan instruksi sederhana menjadi karya digital baru,” jelas Prof. Dr. Evaristus Didik Madyatmadja, S.T., M.Kom., M.T disaat membuka orasi ilmiah yang disampaikan berjudul “Masa Depan Business Intelligence dengan Generative Artificial Intelligence belum lama ini.
Dia menambahkan solusi Generative AI boleh dibilang menawarkan potensi luar biasa. Menurutnya, jika ingin mendekorasi ruang tamu, misalnya, dapat menggunakan Stability AI dengan mengetikkan “ruang tamu yang nyaman dengan nuansa warna putih”.
“Dari hasil gambar tersebut, kita dapat menemukan inspirasi untuk mendekorasi ruang tamu tanpa perlu menyewa interior designer,” ujarnya menambahkan.
Namun demikian, Generative AI juga memiliki kontroversi tersendiri. Beberapa contohnya adalah dalam aspek hak cipta, bias dalam hal keabsahan data, dan juga kemungkinan penurunan lapangan pekerjaan karena digantikan AI yang kian lamakian cerdas. Salah satu penggunaan Generative AI dalam bisnis adalah ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI yang dapat memahami dan memproses bahasa alami.
Bisa dikata, teknologi ini merevolusi cara bisnis menganalisis data, memberikan peluang baru untuk mendapatkan wawasan dan membuat keputusan yang lebih baik.
Prof. Didik mengungkapkan saat dirinya tengah mengembangkan penelitian dengan mengambil prinsip dasar rancang bangun machine learning untuk pengaduan Masyarakat kota yang dimulai sejak tahun 2000.
“Penelitian ini menggunakan kerangka kerja dengan beberapa langkah, termasuk penggunaan algoritma Recurrent Neural Network/LSTM untuk meramalkan kata atau kalimat berikutnya, penerapan model transformer seperti BERT dan GPT untuk memahami konteks dan makna kalimat, serta pemanfaatan Reinforcement Learningbfrom Human Feedback (RLHF) dalam fine tuning model, seperti InstructGPT, dengan umpan balik manusia untuk meningkatkan akurasi seiring berjalannya waktu,” ungkapnya.
Lebih dari itu, penelitian ini membawa kebaruan penelitian dengan beragam manfaat, seperti evaluasi layanan fasilitas publik, penentuan prioritas anggaran pemerintah kota, manajemen lalu lintas dan pengurangan kemacetan, pemantauan lingkungan, meningkatkan keselamatan publik, serta memantau dan meningkatkan respons tanggap darurat untuk menyelamatkan nyawa manusia secara real-time.
Sekedar informasi, Prof. Didik. merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Intelegensi Bisnis dan menjadi Guru
Besar ke duapuluh enam yang dikukuhkan BINUS University. Upacara pengukuhan diadakan pada (17/8/2023) di Auditorium BINUS @Kemanggisan Campus Anggrek yang dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS UNIVERSITY, Dr. Nelly S.Kom, M.M., CSCA serta dihadiri Dewan Guru Besar BINUS University dan Guru Besar Tamu, Pimpinan BINA Nusantara, keluarga, dan tamu undangan.
Ia meraih gelar Doctor of Computer Science dari BINUS Doctoral Program, gelar Master dari Gadjah Mada University dan Atma Jaya University, dan gelar sarjana dari Atma Jaya University. Riset unggulannya adalah aplikasi Smart City yang dia kembangkan sejak tahun 2020 yang diberi nama Sekarmas. Saat itu hanya mempunyai 1 fitur yaitu fitur pengaduan.
Pada tahun 2022 ada tambahan 2 fitur yaitu pariwisata dan UMKM, sejak itu nama aplikasinya berubah menjadi Sekar Pinter (Semeton Karangasem Pinter) atau Masyarakat Karangasem yang Pintar yang hingga kini telah digunakan oleh hampir 1000 orang. Mereka terbantu karena masyarakat lebih cepat mendapatkan respon dari
pemerintah. Selain itu membantu pemasaran objek pariwisata dan dan produk-produk UMKM.
Untuk diketahui, saat ini aplikasi sejenis sedang dikembangkan juga untuk digunakan di Labuan Bajo dengan nama “MABAR SMART“. Penelitian tersebut juga menghasilkan 2 buku mengenai Smart City dengan Judul SMART CITY: Konsep dan Aplikasi yang diterbitkan pada tahun 2023 dan Perancangan Aplikasi Pengaduan berbasis Mobile yang akan diterbitkan pada tahun 2024. (Lia)
Comment