by

Kisah Inspiratif Pemilik UMKM Penerima Bantuan Operasional dari J&T Connect Run 2024

Bagi banyak UMKM, menjalankan bisnis adalah tentang ketekunan dan adaptasi, terutama di tengah berbagai rintangan yang tak terduga. K-Wan, Ahza Patchwork, dan Reydi Snack adalah tiga contoh usaha yang berhasil bertahan dan bahkan berkembang di tengah pandemi dan tantangan ekonomi. Lewat dukungan dari program J&T Connect Run 2024, ketiganya kini mendapatkan bantuan operasional untuk memperkuat usaha mereka.

Ya. Dia adalah! Ning, pemilik K-Wan, memulai bisnis dari rumah dengan mengandalkan hobi merajutnya. Usaha fesyennya ini memadukan hasil rajutan tangan dengan kain wastra Indonesia, terutama yang berasal dari daerah Banten.

“Saya bangga bisa menonjolkan budaya Indonesia lewat produk saya,” uxap Ning dalam keterangan tertulisnya Selasa (1/10/2024).

Kegigihan dan kerja keras Ibu Ning membawa K-Wan berhasil menembus pasar yang lebih luas, termasuk beberapa galeri UMKM di hotel dan bandara.

Kendati demikian, Ibu Ning menghadapi tantangan dalam hal sumber daya manusia.

“Tidak semua orang bisa merajut atau menjahit, jadi saya sering kali bekerja sendiri,” tambahnya.

Dengan adanya bantuan peralatan operasional dari J&T Express berupa mesin bordir, Ibu Ning berharap dapat meningkatkan efisiensi produksi atau percepat waktu pengerjaan produk.

Di sisi lain, Inggrid, yang membangun Ahza Patchwork, memiliki cerita yang tak kalah inspiratif. Bermula dari pengunduran dirinya dari kantor dan usai melahirkan, Ibu Inggrid mengasah kemampuannya secara otodidak melalui YouTube untuk belajar menjahit hingga jatuh cinta pada keterampilan patchwork. Dimulai sejak 2015, Ibu Inggrid mengembangkan bisnis ini setelah sebelumnya menjalani usaha pembuatan mukena balita.

“Saya suka membuat sesuatu dari bahan sisa. Patchwork ini juga jadi salah satu cara saya untuk mengurangi limbah kain,” ujar Inggrid.

Hingga kini, Inggrid bergabung dengan Jakarta Timur Crafter Community untuk terus mengasah dan meningkatkan keterampilannya dalam berkreasi. Memiliki tantangan yang sama seperti Ibu Ning, Ibu Inggrid mengaku menemukan tim yang tepat membutuhkan waktu. Pasalnya, patchwork membutuhkan ketelitian dan ketekunan untuk menghasilkan barang kreasi yang layak untuk dijual. Adapun ragam produk yang dihasilkan oleh Ahza Patchwork seperti dompet, pouch, tempat tissue, tas, dan topi. Selain berjualan, Ahza Patchwork juga sering menerima pesanan souvenir.

Cerita inspiratif lainnya datang dari Lastri, pemilik Reydi Snack, yang memulai usaha cheese stick pada tahun 2017. Sebelum membangun Reydi Snack, perjalanan usaha yang bermula karena kehilangan suaminya mengalami banyak lika-liku. Ibu Lastri mengenang bahwa pada tahun 2019, dirinya mengalami kecelakaan kehilangan hingga mengakibatkan patah kaki. Masih dalam masa pemulihan, pada 2020 ia harus menghadapi banjir setinggi 2 meter yang melanda rumah produksinya. Tak lama setelah bencana banjir, ia harus bertaruh dengan wabah Covid-19.
Setelah semua perjuangannya tersebut, ia berhasil mengembangkan bisnis cheese stick hingga masuk ke 30 reseller yang ada di Bekasi.

“Semua kalau dilakukan dengan hati yang senang, tidak akan terasa beban. Syukurlah selalu ada berkatnya,” ungkap Lastri.

Dengan tambahan bantuan barang operasional, ia berharap bisa meningkatkan volume produksi dan memperluas jangkauan pasar.
Melalui program J&T Connect Run 2024, J&T Express berharap dapat terus menjadi bagian dari perjalanan para pelaku UMKM seperti Ibu Ning, Ibu Inggrid, Ibu Lastri, dan lainnya. Dukungan operasional ini tidak hanya memberikan bantuan barang secara fisik, tetapi juga memupuk semangat dan tekad untuk terus maju. Dengan semangat kolaborasi bersama Rumah BUMN, J&T Express berkomitmen untuk mendorong UMKM Indonesia agar semakin kuat dan siap bersaing di pasar yang lebih luas. (FA)