Pada Rabu (10/12/2025), Avarta Media diluncurkan sebagai perusahaan media terintegrasi terbaru di Indonesia, yang menggabungkan keahlian pendanaan film Virtuelines Entertainment yang telah terbukti dengan visi berani untuk perfilman Indonesia.
Adapun, perusahaan ini didirikan oleh pengusaha kembarArdi dan Arya Setiadharma, dimana keduanya tercatat dalam Fortune Indonesia 40 Under
40 bersama aktris peraih Piala Citra, Acha Septriasa, yang kariernya membintangi lebih dari 55 film telah menjadikannya salah satu aktris paling ikonik di Indonesia.
Kali ini, Avarta Media mengintegrasikan Virtuelines Entertainment, sebuah fund perfilman yang didirikan oleh kakak-beradik Setiadharma yang secara bertahap telah membangun portofolio film Indonesia yang beragam. Sejak 2023, Virtuelines telah berinvestasi di lebih dari 8 film layar lebar yang menjangkau lebih dari 4 juta penonton, termasuk film sukses box office Qodrat 2 (2 juta+ penonton, tayang di 9 negara) dan film horor eksorsisme Katolik pertama di Indonesia, Kuasa Gelap (1,47 juta penonton).
“Perfilman Indonesia sedang mengalami era keemasan pangsa pasar lokal 65%,
126 juta tiket terjual tahun lalu, dan penonton yang haus akan konten berkualitas. Avarta Media hadir untuk memenuhi permintaan tersebut. Kami membawa disiplin modal ventura ke dalam penceritaan kreatif mengidentifikasi talenta, mengelola
risiko melalui slate yang terdiversifikasi, dan membangun franchise dengan nilai
jangka panjang. Dengan rekam jejak Virtuelines dan visi kreatif Acha, kami siap memproduksi film yang sukses secara komersial maupun artistik,” jelas Arya Setiadharma diacara peluncuran Avarta Media saat ditemui di Teckno Gym, Kebayoran Jakarta.
Tim pendiri menggabungkan keahlian langka di bidang kewirausahaan, keuangan, modal ventura, dan hiburan. Ardi dan Arya Setiadharma adalah Co-Founder PT Prasetia Dwidharma, sebuah perusahaan induk multi-sektor. Melalui divisi investasinya, Prasetia Ventures, perusahaan ini telah menjadi salah satu investor startup tahap awal paling aktif di Indonesia dengan lebih dari 70 perusahaan portofolio termasuk Cakap, Mekari, Qiscus, Fresh Factory, Goers, dan Doogether.
Ketajaman investasi mereka telah mendorong pendekatan Virtuelines yang
terdiversifikasi dalam berbagai genre, mulai dari horor, drama, komedi musikal, hingga folk horror.
Acha Septriasa melengkapi keahlian bisnis ini dengan pengalaman 20 tahun di layar kaca, pendidikan formal di bidang produksi film dari Limkokwing University, serta pemahaman langsung tentang apa yang membuat penonton Indonesia terhubung dengan sebuah cerita.
“Setelah 20 tahun dan 55 film di depan kamera, saya memahami apa yang membuat penonton Indonesia tertawa, menangis, dan berpikir. Sebagai Co-Founder Avarta Media, saya tidak sekadar meminjamkan nama saya aktif membentuk slate kreatif kami. Kami berkomitmen pada cerita yang menghibur sekaligus bermakna film yang mencerminkan pengalaman Indonesia sambil memenuhi standar internasional. Industri ini telah memberikan banyak kepada saya; Avarta Media adalah cara saya membalas,” ucap Acha Septriasa.
Portofolio Unggulan Virtuelines Entertainment:
• Qodrat 2 (Maret 2025) — 2 juta+ penonton, tayang di 9 negara termasuk Malaysia;
Qodrat 3 dalam pengembangan
• Kuasa Gelap (Oktober 2024) — 1,47 juta penonton, film horor eksorsisme Katolik
pertama di Indonesia
• Tak Ingin Usai di Sini (Juni 2025) — 200 ribu+ penonton dalam 3 hari, viral di TikTok
• Ambyar Mak Byar (Januari 2025) — IMDb 6.9, komedi musikal Jawa, tayang diNetflix
• Pemukiman Setan (Januari 2024) ~492 ribu penonton, tayang di Netflix
• Tumbal Darah (Oktober 2025) — ~340 ribu penonton
• Darah Nyai (Agustus 2025) — IMDb 7.0, premiere JAFF 2024, film revenge horror B-movie yang dipuji kritikus
• Suka Duka Tawa (Januari 2026) — Film Penutup JAFF 2025, tiket habis dalam satuhari
• Tuhan, Benarkah Kau Mendengarku? (Januari 2026)
Avarta Media, melalui Virtuelines Entertainment, telah membangun hubungan strategis dengan rumah produksi terkemuka Indonesia termasuk MAGMA Entertainment, Paragon Pictures, BION Studios, Wahana Kreator, dan Caravan Studio. Model kolaboratif ini memungkinkan perusahaan untuk berpartisipasi dalam beragam proyek sambil berbagi risiko dan mengakses talenta kreatif terbaik.
Ke depan, Avarta Media mengumumkan pengembangan “9 Aku, Cinta Tanpa
Syarat”, sebuah drama orisinal tentang seorang wanita yang hidup dengan
Dissociative Identity Disorder. Diproduksi melalui Kerja Sama Operasi (KSO) dengan Shanaya Films, proyek ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap penceritaan yang berdampak sosial. Film ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak, sambil menghadirkan hiburan yang memikat. Pengumuman lebih lanjut mengenai pemeran dan tim kreatif akan menyusul dalam beberapa bulan mendatang.
“Kami membangun Avarta Media untuk jangka panjang. Pengalaman kami di
venture capital mengajarkan pentingnya diversifikasi, tidak menaruh semua investasi di satu project saja. Kami mengembangkan franchise, mengeksplorasi co-production internasional, dan berinvestasi pada filmmaker-filmmaker berbakat yang sedang naik daun. Indonesia adalah pasar film terbesar ke-9 di dunia, dan kami ingin membantu industrinya naik ke level berikutnya,” ujar Ardi Setiadharma.
Virtuelines Entertainment berpartisipasi di beberapa proyek rumah produksi
lain yang dalam pengembangan, antara lain:
• Seni Merayu Tuhan — diproduksi oleh Wahana Kreator
• Badut Gendong — diproduksi oleh MAGMA Entertainment
[10/12, 16.19] Fahrul Anwar: • Qodrat 3 — diproduksi oleh MAGMA Entertainment
• Kesempatan Terakhir Kakak — diproduksi oleh BION Studios
• Makanya, Mikir! — diproduksi oleh Wahana Kreator
• Kuasa Gelap 2 — diproduksi oleh Paragon Pictures
• Oki & Nirmala — diproduksi oleh Paragon Pictures
Avarta Media berkantor pusat di Graha Aruna, Jalan Antara No. 47, Jakarta Pusat,
Indonesia. Nama perusahaan “Avarta” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti
“berputar” atau “siklus”, mencerminkan visi para pendiri untuk menggerakkan siklus
baru keunggulan sinema Indonesia. (FA)











Comment